Memasukimillenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan
Pola Hidup Sehat – Pengertian, Tujuan, Manfaat, Langkah & Faktor – Dalam hal ini yang namanya kesehatan tentunya harus selalu di perhatikan, banyak orang yang berkata kesehatan itu mahal. Maka untuk menjaga kesehatan di perlukan pola hidup yang sehat juga, pola hidup sehat tersebut harus diterapkan mulai dari diri sendiri hingga pada lingkungan tempat tinggal. Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan. Mulai dari makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan perilaku kita sehari-hari. Baik itu dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan menghindarkan dari segala hal yang dapat menjadi penyebab penyakit bagi tubuh kita. Kesehatan adalah dambaan kita semua. Untuk hidup sehat tentunya akan menjalankan sebuah aktifitas rutin dengan memperhatikan gaya hidup sehat. Kekayaan lahir dan batin tidak akan ada artinya bila kita masih terjebak dalam kondisi atau situasi sakit baik itu karena virus penyakit ataupun karena tingkah laku yang tidak memperhatikan kondisi badan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Kesehatan Lingkungan Pola hidup sehat selalu berhubungan dengan faktor makanan yang menyehatkan serta menjauhi dari pola makanan tidak sehat yang nantinya akan menyebabkan harihari kita menjadi suram karena timbul penyakit. Selain dari aspek makanan yang sehat juga bergizi satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah menjaga kondisi tubuh supaya tetap bugar dengan olahraga yg teratur dan menghindari tubuh kecapekan sehingga pikiran kita stress. Dengan selalu memperhatikan pola hidup sehat semoga kita selalu dalam keadaan sehat. Dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh makna bersama keluarga atau lingkungan sekitar kita. Tujuan/Manfaat Pola Hidup Sehat Tujuan atau manfaat dari pola hidup sehat tentunya untuk menjaga kesehatan tubuh supaya tidak mudah sakit. Tapi menerapkan pola hidup sehat memiliki beberapa tujuan juga, misalnya; untuk mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani dapat selalu terjaga dan supaya memiliki kesehatan mental yang stabil sehingga tidak mudah depresi ataupun stress. Langkah-Langkah Pola Hidup Sehat Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dijalani untuk mencapai pola hidup sehat, di antaranya adalah konsumsi makanan, olahraga, istirahat, kualitas udara lingkungan yang sehat, optimis, dan pribadi yang kuat. 1. Mengomsusmsi Makanan Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan adalah harus bisa memenuhi kebutuhan tubuh. Untuk itu anda harus mengetahui tentang makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan Sehat Makanan yang dikategorikan sebagai makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh dan tidak mengandung bibit penyakit atau racun. Namun, makanan yang dikategorikan sehat ini sangat berhubungan dengan sikap dan pola makan setiap orang. Jadi, makanan yang mengandung unsur-unsur bergizi harus disertai dengan upaya menjaga kebersihan dan kesehatan orang yang mau memakannya. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli 1 Unsur-unsur zat makanan yang sehat kita perlukan agar tubuh dapat beraktivitas dengan normal. Unsur-unsur makanan sehat adalah makanan yang mengandung zat-zat seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, air dengan takaran yang seimbang. 2 Manfaat unsur-unsur makanan zat-zat yang dikandung dalam makanan mempunyai fungsi atau manfaat tersendiri bagi tubuh kita. Zat-zat yang dibutuhkan tubuh berfungsi sebagai zat tenaga, sebagai pembangun, sebagai pengatur, dan sebagainya. 1 Zat tenaga zat tenaga biasa berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein. Unsur-unsur ini biasa terdapat pada nasi, jagung, daging, telur, dan lain sebagainya. 2 Zat pembangun dalam makanan terdapat zat yang disebut dengan zat pembangun. Unsur-unsur makanan yang mengandung zat pembangun adalah protein, mineral, dan air. Unsur-unsur ini harus seimbang agar kesehatan seseorang terjaga dengan baik. 3 Zat pengatur makanan yang terdapat zat pengatur adalah mineral, vitamin-vitamin, dan air. Zat-zat ini mudah diperoleh dalam makanan yang kita makan. Minuman Sehat Air minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh. Air minum sehat juga berarti air minum yang bebas dari bibit penyakit dan racun. Memilih minuman memang tak lepas dari masalah selera, namun, sebaiknya kita tidak melupakan segi kesehatan. Kita perlu mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam suatu jenis minuman. Apakah minuman itu merupakan minuman yang dibutuhkan tubuh kita atau tidak. Atau apakah minuman itu termasuk minuman yang bersih dan sehat? Berikut ini ada beberapa syarat air yang bersih dan sehat. 1 Harus jernih tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa asin, manis, pahit, atau getir atau disebut air yang memenuhi persyaratan fisis. 2 Tidak mengandung zat yang membahayakan kesehatan, seperti tembaga, seng, racun, dan alkohol. 3 Atau disebut air yang memenuhi persyaratan khemis kimiawi 4 Tidak mengandung benih-benih penyakit, misalnya, tifus, dan disentri. 5 Cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh. Gizi Seimbang Kita sudah membahas bersama tentang minuman yang bersih dan sehat. Ada beberapa minuman yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita seperti air, kopi, jus,susu, dan lain sebagainya. Semua minuman bermanfaat bagi tubuh tetapi belum tentu semuanya dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena itu kita perlu menjaga keseimbangan gizi. Jika tidak ada keseimbangan gizi maka zat-zat yang kelebihan akan menimbulkan penyakit baru. Misalnya, kita makan makanan yang bergizi tinggi tetapi tidak melakukan olahraga maka dapat mengakibatkan obesitas atau kegemukan yang berlebihan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait “Buletin” Pengertian & Fungsi – Tujuan – Ciri Gizi seimbang adalah susunan menu seimbang yang dapat memberikan 1 Cukup kalori/energi, guna memenuhi pengeluaran energi setiap hari. 2 Cukup protein, guna memenuhi keperluan tubuh untuk pertumbuhan. 3 Cukup lemak, guna keperluan tubuh akan asam lemak tak jenuh dan untuk menggunakan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. 4 Cukup vitamin dan mineral. 2. Berolahraga Olahraga adalah kegiatan yang mudah dilakukan tetapi banyak yang mengabaikannya. 3. Istirahat yang Cukup Istirahat yang cukup memberikan dampak bagi tubuh kita yang letih dan memberikan cukup waktu untuk mengembalikan tenaga yang telah dipakai. 4. Mengondisikan Udara yang Bersih Bagi yang tinggal di kota besar sulit rasanya untuk bebas dari polusi. Walaupun demikian kita harus berusaha meminimalisir hal tersebut, setidaknya tidak menambah buruk kondisi udara. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan cara seperti menanam tanaman di pot di sekeliling rumah, dan menyisakan lahan untuk ditanami pohon walaupun lahan itu hanya cukup untuk satu pohon. 5. Mengondisikan Lingkungan yang Sehat Jika ingin menikmati kesehatan yang optimal maka selayaknya lingkungan harus dipelihara dengan baik. Lingkungan tempat kita tinggal akan menentukan kondisi kesehatan penghuninya. Apabila lingkungan bersih maka kita akan terhindar dari berbagai penyakit. Namun sebaliknya, apabila lingkungan kita tidak sehat maka kita akan mudah terserang berbagai penyakit. Untuk itu, kebersihan lingkungan sangat penting agar kita selalu terhindar dari penularan penyakit, di antaranya penyakit yang dapat ditimbulkan adalah sebagaimana berikut ini Penyakit Malaria Penyebab penyakit Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang disebut plasmodium. Plasmodium adalah bibit penyakit yang merusak sel darah merah manusia. Hewan pembawa penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles. Biasanya nyamuk ini hidup dan berkembang biak pada air yang tergenang, baik pada tanah, kaleng bekas, ban bekas yang berisi air. Membersihkan air yang tergenang dapat menghindari berkembang biaknya nyamuk Anopheles ini. Gejala penyakit malaria Demam dan menggigil. Badan pucat dan kepala pusing. Badan lemah dan mulut terasa pahit. Cara penularan Melalui gigitan nyamuk Anopheles nyamuk malaria. Melalui transfusi darah yang mengandung bibit penyakit malaria, Ditularkan oleh ibu yang menderita malaria kepada anaknya. Bibit penyakit ini hidup di dalam tubuh nyamuk terutama di dalam kelenjar air liur dan juga di dalam tubuh manusia. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait “Tabloid” Pengertian & Sejarah – Karakteristik – Fungsi – Kelebihan – Kelemahan Cara pencegahan Membersihkan lingkungan. Tidak menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Menghindari gigitan nyamuk. Pengasapan fogging untuk mematikan nyamuk. Penyakit Demam Berdarah Penyebab penyakit Penyakit demam berdarah disebabkan virus dengue Dengue haemorhagicfever. Penyakit deman berdarah sering disebut dengan DBD Deman Berdarah Dengue. Bibit penyakit ini tumbuh dalam nyamuk Aedes aegypti. Seperti halnya nyamuk Anopheles, nyamuk Aedes aegypti juga menyukai tempat-tempat yang lembab terutama pada air yang tergenang. Gejala demam berdarah Timbul deman atau panas mendadak, selama 2-7 hari terus-menerus. Badan lemas, rasa nyeri pada ulu hati, atau pada perut. Pada hari ketiga timbul bintik-bintik merah pada kulit. Timbul mimisan dari mulut atau hidung. Gusi berdarah dan muntah darah. Cara penularan Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Melalui transfusi darah yang mengandung bibit penyakit demam berdarah. Ditularkan oleh ibu yang menderita demam berdarah kepada anaknya. Bibit penyakit ini hidup di dalam tubuh nyamuk terutama didalam kelenjar air liur dan juga di dalam tubuh manusia. Cara pencegahan Membersihkan lingkungan. Tidak menciptakan genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Menghindari gigitan nyamuk. Pengasapan fogging untuk mematikan nyamuk. Flu Burung Penyebab penyakit Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam. Virus yang menyebabkan flu burung ini dikenal dengan nama virus H5N1 H=Haemagglutinin, N=Neuramidase. Virus ini tidak hanya dapat menular dari burung ke burung, tapi ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia. Gejala flu burung Panas lebih dari 38 derajat celcius. Batuk. Sakit tenggorokan. Keluhan pernapasan. Cara penularan Menghirup udara yang mengandung virus flu burung. Bersentuhan dengan unggas yang terjangkit penyakit flu burung. Cara pencegahan Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulunya, kotoran dan limbahnya. Tidak memelihara unggas di dekat pemukiman. Cucilah tangan menggunakan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan unggas. Peternakan harus jauh dari pemukiman untuk mengurangi risiko penularan. Penyakit Diare mencret Penyebab penyakit Diare mencret merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan buang air besar yang sering. Biasanya penderita mengalami buang air lebih dari empat kali dalam sehari. Penyakit diare yang menyerang anak balita sering menimbulkan kematian. Gejala penyakit Sering buang air besar. Mengalami muntah terus menerus. Timbul rasa haus yang hebat. Tidak dapat minum atau makan. Demam tinggi. Terdapat darah dalam tinja kotoran. Cara penularan Penyakit ini menular melalui makanan dan minuman yang terkena kuman diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan yang mengandung kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Dapat pula, makanan yang telah mengandung kuman diare termakan sehingga menimbulkan penyakit diare. Cara pencegahan Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Selalu makan makanan yang bersih. Bila terserang diare segera minum oralit. Kencing Tikus Leptospirosis Penyebab penyakit Leptospirosis sering juga disebut dengan penyakit kencing tikus. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui kencing tikus yang terbawa masuk ke dalam tubuh manusia. Oleh karena itu disebut dengan penyakit kencing tikus. Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan kuman leptospira patogen. Gejala penyakit Leptospirosis Gejalanya hampir mirip dengan penyakit infeksi lainnya. Demam secara mendadak. Badan lemah. Mual dan muntah. Nafsu makan menurun. Mata bertambah kuning. Sakit otot terutama di sekitar betis dan paha. Cara penularan Manusia dapat terkena penyakit ini melalui kontak dengan air, tanah, tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang tercemar air kencing hewan yang terjangkit leptospira. Cara pencegahan Simpanlah makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Cucilah tangan dengan sabun sebelum makan. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah berada di sawah, kebun, tanah dan tempat-tempat yang tercemar lainnya. Membersihkan tempat-tempat air. Hindari keberadaan tikus di dalam rumah. Selalu menjaga kebersihan lingkungan. Baca Juga Artikel yang Mungkin Terkait Hygiene Dan Sanitasi Faktor Yang Mempengaruhi Pola Hidup Sehat Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola hidup sehat seorang individu, misalnya Gaya Hidup Tentu gaya hidup seorang akan memberikan dampak pada kesehatannya sendiri, bagaimana cara seorang individu tersebut dalam menjalankan pola hidupnya, apakah sudah benar-benar menjalankan pola hidup yang sehat atau masih belum. Gaya hidup seorang individu juga bisa terpengaruh dari lingkungan sosialnya. Gaya hidup seorang individu dapat diubah misalnya dengan cara memberikan pembelajaran bahwa pola hidup yang sehat itu penting. Perubahan Gaya Hidup Jaman dan perekonomian semakin maju serta selalu mengalami perubahan, tentunya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dengan pasat. Banyak dirasakan saat ini manusia sudah malas untuk bergerak dan sering mengkonsumsi makanan maupun minuman yang tidak sehat, serta selalu berperilaku yang dapat merugikan kesehatannya. Maka untuk itu seorang individu harus selalu menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatannya ditengah perkembangan jaman yang dimana gaya hidup selalu mengalami perubahan. Demikianlah pembahasan mengenai Pola Hidup Sehat – Pengertian, Tujuan, Manfaat, Langkah & Faktor semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Selamat Selangkah lagi Anda akan memulai perjalanan untuk mewujudkan figur diri Anda yang baru. BodyKey dari NUTRILITE adalah program pengelolaan berat badan yang menyeluruh dan personal berdasarkan kondisi tubuh dan gaya hidup Anda, yaitu Pola Makan, Aktivitas Fisik, Tidur, Pola Pikir, Stress dan Kebiasaan Makan, serta faktor-faktor lain seperti kondisi kesehatan, usia,
Latar Belakang PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporan tahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional pada tahun 2014 sebesar 70%Metode Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. Hasil PenelitianBerdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 227 orang sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang Hasil analisis multivariate regresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga p =0,003 serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga p =0,000, dan tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tanggap = 0,206. Kesimpulan Terdapat hubungan antara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antara pendidikandengan perilaku PHBS rumah tangga. Kata Kunci PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 77FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIHDAN SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMASPONED XGita Sekar Lista D. Habibi R2, Arsinta I. Hanggara S. Galih R. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UMM2Mahasiswa Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran UMMEmail gitasekarprihanti Belakang PHBS merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan kesehaatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup sehat yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan Faktor penguat. Laporantahunan pada tahun 2015 di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumah tangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat PHBS di wilayah kerja puskesmas poned X sekitar 48,2% masih belum mencapai target nasional padatahun 2014 sebesar 70%Metode Desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampel 380 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan di 5 kelurahan di wilayah kerja puskesmas X. HasilPenelitianBerdasarkan hasil kuesioner didapatkan jumlah responden yang tidak berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak227 orang sedangkan jumlah berprilaku PHBS rumah tangga sebanyak 153 orang Hasil analisis multivariateregresi logistik didapatkan hubungan yang signifikan antara usia dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga p =0,003serta tingkat pengetahuan dengan tingkat perilaku PHBS rumah tangga p =0,000, dan tidak didapatkan hubungan yangsignifikan antara pendidikandengan tingkat perilaku PHBS rumah tanggap = 0,206. Kesimpulan Terdapat hubunganantara usia dan tingkat pengetahuan dengan perilaku PHBS rumah tangga, sedangkan tidak terdapat hubungan antarapendidikandengan perilaku PHBS rumah Kunci PHBS rumah tangga, usia, pengetahuan, pendidikanABSTRACTBackgroundClean and healthy behaviors is one of the government’s strategy of the Ministry of Health to achieve Millenniumdevelopment goal in 2015. Factors that influence health behavior is divided into 3 parts there are predisposing factors, enabling factors andreinforcing factors. Annual report 2015 in the public health centerof X, the data obtained domestic coverage conducting Clean and HealthyBehavior PHBS in the working area of the public health centerof X about has yet to reach the national target by 2014 by70%.MethodsCross sectional study design. Sampling with purposive sampling technique. The total sample of 380 people. The researchwas carried in five villages in the region of puskesmas XResultsBased on the results of the questionnaire obtained the number ofrespondents who do not behave PHBS households by 227 people while the number of PHBs behave households by 153 people The results of the analysis of multivariate logistic regression found a significant correlation between age and the level of behaviorPHBS household p = as well as the level of knowledge at the behavioral level PHBS household p = and there is nosignificant relationship between education and behavioral level PHBS home stairs p = is a relationship betweenage and level of knowledge with PHBS behavior of households, while there is no relationship between education and household behaviorPHBSKey wordsclean and healthy behaviors at the household, age, knowledge, education 8 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018PENDAHULUANMasalah kesehatan yang ada di masyarakatsangatlah ba nyak dan beragam macam dari rumah ke rumah merupakan carapaling efektif untuk mengetahui secara nyata masalahkesehatan yang se benarny a dih adapi o masyarakat ada yang menyadaribahwa ada masalah kesehatan yang sedang dialamidan sebagian masyarakat juga ada yang tidakmenyadari bahwa terdapat masalah kesehatan yangdialami Nurhajati, 2014.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBSadalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan atasdasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yangmenjadikan seseorang, keluarga, kelompok ataumasyarakat mampu menolong dirinya sendirimandiri di bidang kesehatan dan berperan aktifdalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBSme rupakan salah satu s trategi pemer intahDepartemen Kesehatan untuk mencapai tujuanpembangunan Millenium 2015 melalui rumusanvisi dan misi Indonesia Sehat Depkes, 2007.Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku hidup sehat dibagi menjadi3 bagian yaitu faktor predisposisi Umur, TingkatPengetahuan masyarakat dan tingkat pendidikanmasyarakat, faktor pemungkin fasilitas dan saranadan Faktor penguat Dukungan Tokoh masyarakat,perilaku petugas kesehatan, dan tersamapaikan atautidaknya promosi kesehatan PHBS terhadapmasyarakat tersebut Green, 2005.Sedangkan menurut Notoadmojo, TingkatPengetahuan dan Sikap Masyarakat ternyata sangatberpengaruh dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat. Hal ini sudah dibuktikan melalui penelitianoleh Desi. Selain itu, pada penelitian Desi jugadibuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara pekerjaan dengan Perilaku Hidup Bersih danSehat. Notoadmojo, 2007.Berdasarkan hasil Riskedas Riset kesehatandasar tahun 2007 dapat diketahui, bahwa rumahtangga yang telah mempraktikan Perilaku HidupBersih dan Sehat PHBS baru mencapai %, sedangkan target yang harus dicapai olehKementrian Kesehatan yaitu sebesar 70% rumahtangga sudah mempraktikkan PHBS pada tahun2014 Kemekes, 2011.Menurut laporan tahunan pada tahun 2015di puskesmas X, didapatkan data cakupan rumahtangga yang melakukan kegiatan Perilaku HidupBersih dan Sehat PHBS di wilayah kerja puskesmasponed X sekitar 48,2% masih belum mencapaitarget nasional pada tahun 2014 sebesar 70% DataPuskesmas X, 2015.Penelitian yang dilakukan Damiyanti 2014me nda pat kan 1 7 res pond eny ang memilik ipengetahuan tinggi didapatkan 16 responden94,1% Ibu Rumah Tangga menerapkan PHBSdan 1 responden 5,9% Ibu Rumah Tangga yangtidak menerapkan PHBS, sedangkan dari 28responden yang memiliki pengetahuan rendahdidapatkan 4 responden 14,3% Ibu RumahTangga menerapkan PHBS dan 24 responden85,7% Ibu Rumah Tangga tidak menerapkanPHBS. Penelitian ini secara statistik didapatkan adahubungan yangbermakna antara pengetahuan denganPerilaku HidupBersih dan Sehat PHBS diKelurahan Laing Wilayah Kerja Puskesmas NanBalimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota SolokTahun 2014 Damiyanti, 2014.Dari latar belakang di atas, menyatakan betapapentingnya perilaku untuk hidup bersih dan sehatterutama pada tatanan ruah tangga di wilayahkerrja puskesmas poned X , maka penulis tertarikuntuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktoryang mempengaruhi tingkat perilaku hidup bersihdan sehat pada tatanan rumah tangga di wilayahpuskesmas ini dilaksanakan di wilayah kerjaPuskesmas Poned X , yang terdiri dari 5 kelurahanyaitu X, dandangan, ngadirejo, semampir danpocanan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan metode purposive sampling, yangdilakukan pada bulan Agustus penelitian ini berjumlah 360 ibu rmahtangga. Kriteria inklusi adalah setiap ibu rumahtangga yang bertempat tinggal tetap di wilayahkerja puskesmas poned X dan bersedia mengisikuisioner penelitian, ibu rumah tangga yang sudahmenikah dan mempunyai anak, setiap rumah tanggadiwakilkan oleh salah satu anggota keluarga yaituibu rumah tangga untuk pengisian kuesioner. Kriteriaeksklusinya yaitu responden yang menolak penelitian adalah setiap keluarga yangdiwakili oleh ibu rumah tangga pada tiap keluarga FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PERILAKU HIDUP BERSIH 9yang bertempat tinggal di 5 kelurahan di wilayahkerja puskesmas poned data kepada responden melaluikuesioner penelitian yang diberikan kepadaresponden. Responden diambil secara acak padakelima kelurahan tersebut. Responden diberikankuesioner untuk menentukan usia, tingkat pendidikanserta tingkat pengetahuan serta tingkat perilakuPHBS yang telah dilakukan selama dari ibu rumah tangga dihitung daritanggal lahir sampai tanggal saat dilakukan penelitianini. Usia dikelompokkan berdasarkan 21 – 30tahun,31 – 40tahun dan > 40tahunSuryani, 2009.Pendidikan terakhir yang ditempuh olehresponden yang nantinya dibagi dalam kelompokdasar, menen gah dan ti nggi. SD-SMPdikelompokkan pada pendidikan dasar, SMA padapendidikan menengah dan Diploma/Sarjana padapendidikan tinggi Roni,2013.Pengetahuan masyarakat dalam memahamikonsep PHBS dalam rumah tangga yang dinyatakandalam 10 poin pertanyaan pilihan ganda. Setelahdidapatkan hasil akan dinilai secara statistik dandikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitupe ngetah uan k urang, cukup dan ila skor > mean +standardeviasi, pengetahuan cukup;bila skor > mean –stan da r deviasi dan 40 tahunsebanyak 122 orang Sedangkan padakeluarga yang berprilaku PHBS rumah tangga yang21 - 30 tahun sebanyak 39 orang yangberusia 31 - 40 tahun sebanyak 68 orang yang berusia > 40 tahun sebanyak 46 orang 227 %Ya 153 %Total 380 100KarakteristikIndividuTidak PHBS RT Ber-PHBS RTJumlahProsentase % Jumlah Prosentase %Umur21 - 30 tahun 45 39 - 40 tahun 60 68 tahun 122 46 227 100 153 100 10 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018Tabel 3 karakteristik responden berdasarkanpendidikanBerdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlahresponden kelompok tidak ber-PHBS rumah tanggayang berpendidikan dasar sebanyak 110 orang yang berpendidikan menengahsebanyak94 orang dan yang berpendidikan tinggisebanyak 23 orang Sedangkan padakeluarga yang berprilaku PHBS rumah tanggayang berpendidikan dasar sebanyak 40 orang yang berpendidikan menengahsebanyak78 orang 51% dan yang berpendidikan tinggisebanyak 35 orang 4 karakteristik responden berdasarkanpengetahuanBerdasarkan tabel dapat diketahui bahwajumlah responden kelompok tidak ber-PHBSrumah tangga yang berpengerahuan kurangsebanyak 58 orang yang berpengerahuancukup sebanyak 147 orang dan yangberpengerahuan baik sebanyak 22 orang pada keluarga yang berprilaku PHBSrumah tangga yang berpengerahuan kurangsebanyak 8 orang yang berpengerahuancukup sebanyak 96 orang dan yangberpengerahuan baik sebanyak 49 orang 32%.Analisis BivariatBerikut ini akan dijelaskan mengenai analisishubungan antar dua variabel. Pengujian analisisdilakukan dengan menggunakan uji chi %ahse %Kurang 58 8 147 96 22 49 32Variabel KategoriTangga Total ProbabilitasTidak Ya21 - 30 tahun 45 1 39 84 sebesar0,00031 - 40 tahun 60 1 68 128 tahun 122 46 168 Dasar 110 40 150 sebesar0,000 Menengah 94 78 172 Tinggi 23 35 58 8 66 sebesar0,000Cukup 147 96 243 22 49 71 R square value 0,076%Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa diperoleh nilai probabilitas sig sebesar 0,000. Karena nilaiprobabilitas sig 40 tahun sebagai 1 adalah pengetahuan kurang,pengetahuan 2 adalah pengetahuan cukupsedangkan pengetahuan baik digunakan statistik menunjukkan bahwa faktorusia 31-40 tahun yang dibandingkan dengan usia>40 tahun merupakan salah satu faktor resiko yangmempengaruhi tingkat perilaku PHBS rumah tanggaOR CI 95% P Faktorselanjutnya yang berpengaruh adalah faktor usia 21-30 tahun yang dibandingkan dengan usia >40 tahunOR CI 95% P faktorberikutnya adalah faktor pengetahuan kurangdibandingkan faktor pengetahuan baik OR 95% P tabel 5 dapat diketahui bahwadiperoleh nilai probabilitas sig sebesar 0, nilai probabilitas sig 0,05. Chi square analysis showed there is no significant relationship between motivation and safe behavior with p= This study gives insignificant results, so the next researcher can discuss more factors that influence safe behavior with different research methods so that they can enrich new findings in the field of Occupational Safety and Health, both of which later give significant or insignificant results. Therefore, this research is important to be published. The conclusion from the study is no significant relationship between knowledge and motivation to safe 1998, PengukurPendidikan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Semarang Undip Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5Sopiyudin DahlanDahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi Salemba Pengetahuan Ibu Rumah Tangga DanPeran Kader Dengan Perilaku Hidup Bersih DanSehat Phbs Dalam Rumah Tangga Di KelurahanLaing Wilayah Kerja Puskesmas NanBalimo Kecamatan TanjungHarapan Kota SolokTahunS DamiyantiH CrisniDamiyanti, S. Crisni, H. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga DanPeran Kader Dengan Perilaku Hidup Bersih DanSehat Phbs Dalam Rumah Tangga Di KelurahanLaing Wilayah Kerja Puskesmas NanBalimo Kecamatan TanjungHarapan Kota SolokTahun 2014. LPMM Stikes Yarsi Data puskesmas X. 2015. Laporan tahunan 2015. UPTD Puskesmas Poned Education Planing A Diagnostik Approach, The Johns Hapkins UniversityW GreenGreen, W, 2005. Health Education Planing A Diagnostik Approach, The Johns Hapkins University. Mayfield Publishing Antara Pengetahuan Dan SikapDengan Perilaku Hidup Bersih Dan SehatPada Ibu Rumah Tangga Di KecamatanLubuk Sikaping TahunHilya HaniekHaniek, Hilya. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan Dan SikapDengan Perilaku Hidup Bersih Dan SehatPada Ibu Rumah Tangga Di KecamatanLubuk Sikaping Tahun 2011. Jakarta. UIN IskriyantiIskriyanti, Hari. 2002, Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang PHBS Dengan Praktek Kesehatan Keluarga dan Kesehatan Lingkungan di Kelurahan Rejowinangun Kecamatan Kota Gede Kota Yogyakarta Agustus 2002. Semarang UNDIP Jumali Asroh, 2008, Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Cakupan Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 2 -11 BulanGeorge RitzerDouglas J GoodmanRitzer, George, Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta Pendidikan Dan Penghasilan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan SehatT RoniR TatiS DennyRoni, T. Tati, R. Denny, S. 2013. Hubungan Pendidikan Dan Penghasilan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 12 no. 1. Hal Pola Perilaku Manusia PembangunanM SlametSlamet, M. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah TanggaYang Sehat Di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan Medan Kecamata Medan Kota Tahun 2009. Tesis. Medan. USU
Polahidup sehat membantu meningkatkan kualitas hidup Anda. mau membakar lemak jika masih ada penghalang gula dalam tubuh kita. atau akrab disebut kencing manis khususnya tipe 2 yang bukan faktor keturunan kini tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak dan remaja. Ironisnya lagi, diabetes pada anak sulit dideteksi ArticlePDF Available AbstractHealth is a human right and one of the elements of welfare that must be realized. Individual or community health status is the result of interaction over the various factors both internal and external. The four main factors affecting the health status of the community are genetics, the environment such as social communities, economies, local politics and culture, and behaviors including individual lifestyles, as well as the health care facilities. Health status in Semampir District is low. Low health status caused by unhealthy behavior of the community. This research aimed to analyzed the relation between healthy life behavior with health status of the community in RW XIII Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Surabaya. This research used descriptive method with Simple Random Sampling technique, 136 respondents was selected as a sample. The independent variables in this research consisted of smoking behavior, physical activity or exercise, fruit and vegetables consumption behavior. The dependent variable is healthy status. The collected data were analyzed using Chi-square analysis, to determine the strong relationship of research subjects. The is a relationship relationship between vegetable consumption, fruit consumption and smoking behavior with health status bythe p value 0,009, 0,006 and 0,001 respectively as a result. Moreover there is no relationship between sports with health status by the result of p value is about Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 12HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN STATUS KESEHATAN MASYARAKAT KELURAHAN UJUNGRELATIONSHIP BETWEEN HEALTHY BEHAVIOR AND HEALTH STATUS IN KELURAHAN UJUNGSulistiarini, Rahmat HargonoDepartemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Rinnisulis22 Health is a human right and one of elements of welfare that must be realized. Four main factors affecting health status are genetics, environment, behaviors, and health care facilities. Semampir District had poor health status. Poor health status caused by unhealthy behavior of the community. This research aimed to analyze the relation between healthy life behavior and health status of the community in RW XIII Kelurahan Ujung, Kecamatan Semampir, Surabaya. This research was a quantitative method by using Cross Sectional approach. Simple Random Sampling was used in sampling, there was 136 participants. Data collection used primary and secondary data. The independent variables in this research consisted of smoking behavior, exercises, fruits and vegetables consumption behavior. The dependent variable was health status. The collected data were analyzed using Chi-square analysis, to determine whether there was a signifi cant relationship beetwen there search subjects. There was a relationship between vegetable consumption, fruit consumption and smoking behavior with health status by the p value 0,009, 0,006 and 0,001 respectively as a result. Moreover exercises had no relation with health status byp value was about healthy life behavior, health statusAbstrak Kesehatan merupakan unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan dan hak asasi bagi setiap manusia. Empat faktor utama yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat yaitu genetik dari keluarga, lingkungan, perilaku individu, dan fasilitas pelayanan kesehatan. Status kesehatan di Kecamatan Semampir termasuk rendah. Status kesehatan rendah disebabkan perilaku tidak sehat dari masyarakat. Penelitian ini mempunyai tujuan mengetahui hubungan antara perilaku hidup sehat dengan status kesehatan masyarakat di RW XIII Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir Surabaya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik dalam penentuan sampel adalah Simple Random Sampling, sampel sebanyak 136 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari perilaku merokok, aktivitas fi sik, perilaku mengonsumsi buah, dan perilaku mengonsumsi sayur. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status sehat. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis Chi-square dengan tujuan mengetahui kuat hubungan subjek penelitian. Hasil dari penelitian yaitu terdapat hubungan antara konsumsi sayur, konsumsi buah dan perilaku merokok dengan status kesehatan yaitu dengan hasil p value sebesar 0,009, 0,006 dan 0,001. Serta tidak terdapat hubungan antara olahraga dengan status kesehatan dengan hasil p value sebesar 0, kunci perilaku hidup sehat, status kesehatanPENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal penting dalam kaitannya dengan produktivitas seseorang. Pada hakikatnya, setiap manusia membutuhkan kehidupan yang sehat untuk menunjang keberlangsungan hidupnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fi sik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomi. Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan dan merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Hal ini sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Berdasarkan pemaparan 13Sulistiarini dan Rahmat Hargono, Hubungan Perilaku Hidup Sehat…tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan itu bersifat holistik. Bukan hanya fi sik melainkan jiwa dan sosial ekonomi. Status kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dalam mendukung pembangunan di suatu negara. Negara akan berjalan secara optimal apabila penduduk memiliki status kesehatan masyarakat yang baik. Adanya peningkatan status kesehatan masyarakat tentu bukan hanya tugas dari institusi kesehatan, tetapi juga integrasi dari berbagai pihak dan tidak lepas dari dukungan masyarakat sendiri. Jadi, seorang manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga status kesehatan pada dirinya. Karena sumbangsih individu akan mempengaruhi tinggi rendahnya status kesehatan masyarakat sebagai pondasi kesehatan individu atau masyarakat merupakan hasil interaksi beberapa faktor dari dalam individu tersebut internal dan faktor luar eksternal. Faktor internal meliputi faktor psikis dan fisik. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor budaya, ekonomi, politik, lingkungan fi sik dan lain sebagainya. Salah satu teori yang menjelaskan tentang status kesehatan adalah teori dari HL. Blum. HL. Blum, dikutip Notoadmodjo 2012 dalam konsepnya menjelaskan bahwa terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi status kesehatan seseorang atau suatu komunitas masyarakat. Beberapa faktor ini meliputi genetik dari keluarga, lingkungan sekitar seperti sosial masyarakat, ekonomi yang berkembang, politik dan budaya setempat, perilaku termasuk gaya hidup individu, dan fasilitas pelayanan kesehatan jenis cakupan dan kualitas. Status kesehatan akan tercapai bila keempat faktor tersebut berada dalam kondisi yang optimal. Sedangkan, determinan yang paling besar mempengaruhi tinggi rendahnya status kesehatan adalah faktor lingkungan dan perilaku. Oleh karenanya, perlu diupayakan lingkungan yang sehat dan perilaku hidup Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan dengan status atau derajat kesehatan yaitu 1 lamanya usia harapan untuk hidup masyarakat.2 keadaan sakit atau cacat secara anatomis dan fi siologis. 3 keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan fisik, sosial dan juga kejiwaan pada dirinya. 4 ketidakmampuan seseorang untuk bersosialisasi dan melakukan pekerjaan dikarenakan sakit. 5 kemauan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi menjaga dirinya agar selalu dalam keadaan sehat. 6 perilaku individu secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan. 7 perilaku masyarakat terhadap lingkungan, dan ekosistem. 8 perilaku individu atau masyarakat terhadap sesamanya, keluarga dan komunitasnya. 9 kualitas komunikasi antar anggota masyarakat. 10 daya tahan individu atau masyarakat terhadap penyakit. 11 kepuasan masyarakat terhadap lingkungan sosialnya yang terdiri dari rumah, pekerjaan, sekolah, rekreasi, transportasi dan lain-lain. 12 kepuasan individu atau masyarakat terhadap seluruh aspek kehidupan dirinya hidup sehat adalah salah satu peran penting dan berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan masyarakat. Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau usaha seseorang agar dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatannya, Notoadmodjo 2007. Menurut Becker 1979 dalam Notoadmodjo 2007, mengklasifi kasikan gaya hidup sehat yaitu olah raga teratur, tidak merokok, makan dengan menu seimbang, tidak mengonsumsi narkoba dan minuman keras, mengendalikan stres, istirahat cukup, dan berperilaku hidup positif bagi kesehatan. Menurut Depkes 2002 indikator gaya atau perilaku hidup sehat adalah perilaku tidak merokok, aktivitas fi sik secara teratur dan pola makan Population Laboratory di California Departemen of Health menerbitkan daftar kebiasaan atau perilaku yang berkaitan dengan kesehatan yaitu olahraga atau aktivitas fi sik secara teratur, tidur yang cukup, makan secara teratur, sarapan yang baik, mengendalikan berat badan, serta tidak mengonsumsi rokok, alkohol dan obat-obatan terlarang Sharkey, 2003. Menurut kemendiknas dalam Suharjana 2012pola hidup sehat terdiri dari mengonsumsi makanan dengan gizi 14 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018 12–22seimbang, mengonsumsi makanan berserat tinggi, mengonsumsi buah dan sayur segar setiap hari, menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak, gula dan garam, mengonsumsi susu atau produk lainnya dari susu setiap hari, selalu berfi kir positif, menjaga berat badan dalam batas normal, olah raga teratur, cukup istirahat, minum air putih 1,5–2 liter perhari dan tidak yang dilakukan oleh Guang 2002 menyebutkan bahwa 80% penyakit kronis yang menyerang manusia disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat. Sedangkan 20% yang lain disebabkan oleh faktor lain. Menurut data WHO pada tahun 2008, 57 juta kematian terjadi di dunia dan 63% diantaranya atau sebesar 36 juta disebabkan oleh penyakit tidak menular yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Sekitar 9 juta kematian akibat penyakit tidak menular terjadi pada usia 35tahun adalah kurang olah raga. Setelah diketahui distribusi frekuensi selanjutnya dilakukan uji Chi-square. Hasil uji Chi-square antara variabel bebas Tabel 6. Hubungan Status Kesehatan dengan Perilaku SehatKoefi sien Kontingensi P ValueHubungan mengonsumsi sayur dengan status kesehatan 0,255 0,009Hubungan mengonsumsi buah dengan status kesehatan 0,266 0,006Hubungan perilaku merokok status kesehatan dengan0,295 0,001Hubungan olah raga dengan status kesehatan olah raga0,173 0,243Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Astian 2016 yaitu terdapat hubungan antara konsumsi sayur dan buah terhadap status gizi pada remaja dengan p value 0,000. Semakin beragam jenis makanan yang dikonsumsi, maka semakin banyak antioksi dan baik nutrient maupun non nutrient yang dihasilkan. Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai jenis sayur dan buah seperti brokoli, kubis, sawi hijau, jeruk dan lain sebagainya. Selain itu, sayur dan buah juga mengandung zat besi dan vitamin yang sangat baik untuk tubuh dan masih banyak kandungan yang lainnya di dalam sayuran yang baik untuk kesehatan. Oleh sebab sayur dan buah penting untuk kesehatan tubuh, maka hendaknya konsumsi sayur setiap hari sesuai anjuran yang telah ditetapkan. Namun, 19Sulistiarini dan Rahmat Hargono, Hubungan Perilaku Hidup Sehat…sebaliknya apabila kurang mengonsumsi sayur, dapat menyebabkan berbagai keadaan yang mengganggu kesehatan seperti anemia, kekurangan vitamin dan lain 2010, kurang mengonsumsi sayur dan buah juga erat kaitannya dengan obesitas. Horne juga menambahkan bahwa dengan rajin mengonsumsi buah setiap kali waktu makan maka akan menghindari terjadinya kenaikan berat badan. Menurut Sunita 2006 Konsumsi sayur dan buah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena mengandung zat gizi seperti vitamin dan mineral, sumber serat makanan, memiliki kadar air tinggi, antioksidan dan berfungsi sebagai zat pengatur, serta dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit degenerative seperti diabetes, obesitas, hipertensi penyakit jantung coroner, dan Mak 2012, kekurangan konsumsi sayur dan buah dapat menimbulkan berbagai penyakit di kemudian hari. Rendahnya mengonsumsi sayur dan buah dapat meningkatnya risiko terjadinya penyakit kronik diantaranya hipertensi, penyakit jantung dan diabetes. Anak yang mengonsumsi sayur dan buah dalam jumlah yang cukup tinggi pada masa kanak-kanaknya mempunyai kesehatan yang lebih baik dan dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronik yang berkaitan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningtyas tahun 2012, menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara asupan serat pada sayur dengan status gizi. Ada beberapa hal yang dapat mendasari peristiwa ini seperti pendidikan masyarakat, sosial ekonomi keluarga, dan infeksi pangan. Makaryani 2013 menjelaskan, konsumsi serat yang rendah dapat mengakibatkan terjadi gizi lebih dan meningkatnya penyakit tabel 6 perilaku merokok dengan status kesehatan menunjukkan hasil dengan nilai signifi kan p Value = sig < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan status kesehatan. Dilihat dari kuat hubungan dengan status kesehatan, perilaku merokok menunjukkan hasil 0,295 yang berarti hubungan bersifat lemah. Hal ini berarti orang yang merokok berpotensi untuk terkena suatu penyakit yang akan mengganggu status adalah salah satu kebiasaan yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Life style atau gaya hidup ini dianggap suatu hal yang menarik sebagai sebuah masalah dalam kesehatan, karena dianggap sebagai faktor risiko dari suatu penyakit degeneratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir tidak ada perokok berat yang memulai merokok pada saat usia dewasa namun mereka telah memulai kebiasaan merokok sejak berusia belasan tahun Bustan, 2000.Kebiasaan merokok tidak dapat dihindari dari kehidupan masyarakat terutama para lelaki. Hal ini sesuai dengan penelitian Rochman tahun 2013 bahwa terdapat hubungan kebiasaan merokok dengan status gizi. Merokok dapat menyebabkan gingiva karena kandungan nikotin pada rokok yang membuat seseorang menjadi ketagihan sehingga ada keinginan untuk menambah jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan penyakit jantung. Penelitian yang dilakukan di Aceh tentang status kesehatan remaja dengan perilaku hidup sehat, menunjukkan bahwa sebesar 38% remaja status kesehatannya kurang baik. Salah satu perilaku tidak sehat yang diteliti adalah perilaku merokok dan mempunyai hubungan dengan status kesehatan. Mantan perokok mempunyai risiko 1,8 kali dibandingkan dengan yang tidak merokok Puti, 2008Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa merokok dapat menyempitkan pembuluh darah di dalam jantung, mengurangi nafsu makan, serta mengganggu saluran pencernaan yang akan mengakibatkan proses penyerapan dalam tubuh terganggu Arisman, 2009. Berkurangnya nafsu makan dan terganggunya proses penyerapan zat gizi dapat mengakibatkan gangguan gizi pada tubuh seseorang seperti Kekurangan Energi Protein KEP. Individu yang merokok berisiko menjadi 2 kali lebih besar menjadi lebih kurus dibanding yang tidak merokok Permaisih, 2004. Dengan demikian perlu upaya untuk meminimalkan 20 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018 12–22kebiasaan merokok sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat memperoleh kesehatan yang utuh dan fi sik dengan status kesehatan menunjukkan hasil p Value 0,243 yang berarti tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status kesehatan. Hal ini dikarenakan hampir seluruh sampel tidak pernah melakukan olah raga sehingga frekuensi harapan tidak memenuhi syarat dalam perhitungan menggunakan rumus Chi-square. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang bermakna antara olah raga dengan status kesehatan. Hal ini berarti aktivitas fi sik tidak berpengaruh terhadap status hasil dari Penelitian ini senada dengan penelitian Rochman 2013 bahwa tidak terdapat keterkaitan antara kebiasaan olahraga dengan status gizi. Aktivitas fi sik dapat dilakukan di mana saja, tidak membutuhkan biaya yang mahal seperti jogging, bersepeda. Tidak hanya kebiasaan olah raga yang dapat mempengaruhi status gizi tetapi banyak faktor determinannya, antara lain penyakit infeksi, genetik, dan hormonal. Hasil penelitian Nurlika 2011 dalam jurnalnya mengenai hubungan antara pola konsumsi dan aktivitas fi sik dengan status gizi pada lansia di panti dengan diperoleh hasil RP = 1,005, Confident Interval 0,638 < RP < 1,585 yang mencakup angka satu dengan P value = 0, menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fi sik dengan status gizi. Hasil RP = 1,005 menunjukkan bahwa seseorang yang tidak berolahraga memiliki 1,005 kali peluang untuk mengalami status gizi yang tidak baik dari pada seseorang yang dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini 2014 yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat aktivitas fi sik dengan IMT p = < 0,001 dengan kesimpulan seseorang yang melakukan aktivitas fi sik yang cukup akan meningkatkan status gizi. Aktivitas fi sik yang dilakukan secara reguler dapat dihubungkan dengan peningkatan penyerapan oksigen yang maksimal. Penurunan denyut jantung dan tekanan darah secara teratur dikaitkan dengan peningkatan penyerapan oksigen yang maksimal, penurunan persentase lemak tubuh, penurunan denyut jantung, tekanan darah dan meningkatkan perasaan akan kesehatan. Landers 1998 menambahkan bahwa aktivitas fisik secara teratur akan meningkatkan kualitas tidur dan kemampuan untuk mengatasi stres. Rendahnya aktivitas fisik secara teratur dapat menimbulkan masalah kesehatan, karena tubuh tidak maksimal dalam melakukan metabolisme sehingga orang dengan aktivitas rendah lebih mungkin menderita masalah terkait dengan obesitas, insiden kardiovaskuler dan beberapa jenis hasil penelitian yang telah dilakukan di RW XIII Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir Surabaya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut terdapat hubungan antara konsumsi sayur dengan status kesehatan serta adanya hubungan antara konsumsi buah dengan status kesehatan dengan, namun hubungan bersifat lemah. Terdapat hubungan yang signifi kan antara perilaku merokok dengan status kesehatan dengan, namun hubungan bersifat lemah dan tidak terdapat hubungan antara olahraga dengan status kesehatan. Dengan demikian dapat disarankan untuk masyarakat Kelurahan Ujung agar merutinkan konsumsi sayur dan buah setiap harinya, mengurangi konsumsi rokok agar tidak memicu penyakit muncul. Saran bagi instalasi kesehatan lebih meningkatkan promosi kesehatan mengenai pentingnya makan sayur dan buah yang sesuai dengan wilayah dan budaya agar masyarakat dapat menerima dan mau mengonsumsi sayur dan buah secara rutin, serta meningkatkan promosi kesehatan tentang bahaya merokok untuk PUSTAKAAdliyani, Zaraz. 2015. Pengaruh Perilaku Indvidu terhadap Hidup Sehat. [e-journal] Lampung Tersedia di tanggal 5 April 2017.Anggraini, Lonia. 2014. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Anak Usia Prasekolah.[e-journal] Semarang Tersedia di http//eprints. 21Sulistiarini dan Rahmat Hargono, Hubungan Perilaku Hidup Sehat… [diakses tanggal 1 mei 2017].Arisman, 2009. Gizi dalam Daur Akbar. 2016. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi Sayur Buah dengan Status Gizi Remaja. [e-journal] Makasar Tersedia di [diakses tanggal 30 April 2017].Bararah, Vera. 2011. Penyakit Akibat Rokok. Tersedia di [2 April 2017].Blum HL. 1974. Planning for Health, development and aplication of social changes theory. New York Human Sciences RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. BPPK, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Bustan, 2000. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Rineka Cipta Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernafasan Akut. Jakarta Departemen Kesehatan Kesehatan RI. 2012. Penyakit tidak Menular. Jakarta Tersedia di [20 April 2017]Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2016. Profi l Kesehatan Surabaya Tahun 2015. Surabaya Dinkes Kota Valdi. Dkk, 2015. Profil Kependudukan Kecamatan Semampir. Surabaya ITS. Guang, 2002. “Gaya Hidup Usia Pertengahan dan Usia Lanjut Serta Pengaruhnya Terhadap Kesehatan”. Makalah. diterjemahkan oleh Suryono Limputra.Hapsari, Dwi dkk. 2009. Pengaruh Lingkungan Sehat, dan Perilaku Hidup Sehat terhadap Status Kesehatan. [e-journal] Jakarta Pusat penelitian dan pengembangan Ekologi dan Status Kesehatan. Tersedia di tanggal5 April 2017].Horne, Pauline J, et al. 2010. Increasing Pre-school Children’s Consumption of Fruit and Vegetable, a Modeling amd Rewards Intervention. Appetite. Khuril’in, Mei. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan, Sayur, dan Buah pada Anak Usia Prasekolah di TK LPII, Desa Sawotratap, Kecamatan Gendangan, Kabupaten Sidoarjo.. [e-journal] Surabaya Tersedia di jurnal [diakses tanggal5 April 2017.Landers & Craft L. 1998. The effects of exercise on clinical depression resulting from mental illnessa meta analysis. J Sport Exerc Psychol Tsz Ning, et al. 2012. Assessing Eating Context and Fruit and Vegetable Consumption in Children New Methods Using Food Diaries in the UK National Diet and Nutrition Survey Rolling Programme. International Journal of Behavioural Nutrition and Physical 2013. Hubungan Konsumsi Serat dengan Kejadian Overweight pada Remaja Putri SMA Batik 1 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhamadiyah Julianty. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan. Tersedia di April 2017].Puti, Sari. 2008. Status Kesehatan Masyarakat dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Nanggroe Aceh Darussalam. Media Litbang Indonesia, Januari Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Ismayanti. 2011. Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Unit Abiyoso Yogykarta.[e-journal] Yogyakarta. Tersedia di [diakses tanggal 1 Mei 2017. 22 Jurnal Promkes, Vol. 6, No. 1 Juli 2018 12–22Permaisih. 2004. Status Gizi Remaja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung Yudik. Olahraga Bagi Orang yang Sibuk di Kantor. Yogyakarta Tersedia di [5 April 2017].Rahayuningtyas, 2013. Hubungan Antara Asupan Serat dan Faktor Lainnya dengan Status Gizi Lebih pada Siswa SMPN 115 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia Iftita. 2013. Hubungan Gaya Hidup dengan Status Gizi Remaja. Skripsi. Universitas Airlangga Surabaya. Santoso, A. 2011. Serat Pangan Dietary Fiber dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. [e-journal] Solo Tersedia di tanggal 10 Aprl 2017].Sharkey, 2003. Fitness and Health. Kebugaran dan Kesehatan terjemahan Eri Desmarini Nasution. Jakarta Raja Grafi ndo 2012. Kebiasaan Berperilaku Hidup Sehat dan Nilai-nilai Pendidikan. [e-journal] Yogyakarta Tersedia di tanggal 30 April 2017]Sunita A. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. ... Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah aktifitas fisik dan lingkungan Tri Handari & Loka, 2017. Peranan orang tua, pendidik, ekonomi ataupun psikologi berkaitan dengan bentuk tubuh dan berat badan Khodijah, 2016;Triwahyuni & Nurhayati, 2016;Sulistiarini, 2018. Penanaman pengetahuan ini sebaik mungkin ditanamkan sedini mungkin. ...... Materi berisi rangkuman hasil-hasil penelitian tentang kandungan gizi dalam setiap sumber panganan sehat. Dampak zat gizi yang baik bagi kesehatan yaitu peningkatan imunitas dan status gizi Siswanto dkk., 2014;Sulistiarini, 2018;Anggiruling dkk., 2019. Pemahaman bahwa makanan sehat bukan saja yang mengandung nutrisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan sumber mineral yang seimbang tetapi juga aman untuk dikonsumsi. ...Knowledge in healthy foods selection needs to be taught to childrens and adolesncent as the next generation for Indonesia. It because foods that they consume will give many impact to their health, physical growth, mentally and intelligent. Many factors can influence the children and adolescent in selecting helathy food, such as parenting, environment, economic, pshycology and education. Education as the last factor was choosen as a method to transfer knowledge about selecting a helathy foods in this community service activities. Improving foster knowledges in selecting healthy foods, which located in Klungkung district had purposed to give solution to the foster in knowing healthy foods and giving understanding what were the impact of safe and healthy foods to them. In order they will able to review of negative or positive impact before they consume foods. The success in this community service activities were from analyzed scored of pre and post test by Wilcoxon analysis in SPSS 16. The obtained result showed if p-value was less then p= it means that the foster could received the subjects clearly by lecture and playing methods. In discussion between team and the foster, when they choose and consume healthy foods will give advantages and will support them in reacing academic, sport and other achievments. Females foster understand if they consumed healthy foods they will able to maintains their weight and avoid anemia. Males foster also know they will built good stamina to do many activities. In conclusion education about selecting healthy foods need sustainable action from people around the children and adolescent. In case it will built their good habits and behavior in ways to choose healthy foods in whole their life. A demonstration in processing healthy foods can be a skill and provision to introduce the healthy foods directly to them.... Sebaliknya ekonomi kurang juga menjadikan kita membatasi diri dalam banyak hal terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup, akibatnya seringkali kita mengabaikan pola hidup sehat yang dilakukan karena keterpaksaan. Keadaan ini berdampak pada timbulnya tekanan psikologi, bahkan berpotensi stres dan juga berdampak langsung pada kondisi kesehatan jasmani dan rohani Sulistiarini, 2018. Pikiran, pekerjaan, dan olahraga termasuk aspek yang memengaruhi kesehatan seseorang. ...... Tersedia 16 jam waktu yang diperuntukkan untuk bekerja, makan, berolahraga dan bersantai. Manajemen waktu dan disiplin diri menjadi kunci kesuksesan seseorang untuk meraih kondisi sehat jasmani dan rohani Sulistiarini, 2018. ...... Perokok aktif biasanya tidak menyadari jika asap rokok dapat dengan mudahnya terhirup oleh orang sekitarnya, termasuk anak-anak. Risiko paparan asap rokok terhadap anak dapat membahayakan kesehatannya Sulistiarini, 2018. Anak-anak yang berada pada lingkungan rumah tangga perokok mempunyai risiko terkena gangguan saluran pernapasan seperti sesak napas, lendir berlebihan dan batuk Iqbal, 2020. ...Akmal AkmalBakhrani A. RaufAndi Asmawati AzisRahmawati AzisOne of the problems faced by children under the age of 5 years is stunting. The adverse impact of the condition is that it can be damaged or difficult to achieve optimal physical and cognitive development. Stunting is not only caused by a lack of nutritional intake but can be caused by various factors including environmental factors. Risk factors for the living environment and parental behavior are one of the factors that greatly determine the occurrence of stunting in children. The purpose of the study is to describe environmental risk factors related to stunting events in children under five and create strategies that can be used to deal with these problems. This research uses a qualitative descriptive method with a case study approach carried out in Sudiang Raya Village, Biring Kanaya District, Makassar City. Data collection is carried out by means of observation, in-depth interviews, and document tracking. Qualitative data analysis uses content analysis to discuss in depth the data and information collected. The results showed that low environmental health knowledge, attitudes and behaviors, poor water source conditions and environmental sanitation, and low levels of welfare are factors that trigger the onset of stunting in children.... Kesehatan merupakan hal penting dan berkaitan dengan produktivitas seseorang yang sangat mendukung keberlangsungan hidup. Kesehatan bersifat holistik, yang berkaitan dengan fisik, jiwa serta sosial ekonomi Sulistiarini, 2018. ...ABSTRAK Pada umumnya, sosok ibu sangat berperan dalam membentuk pola pikir setiap anggota keluarganya. Saat ini, masyarakat terbiasa memiliki pola pikir yang kritis. Hal ini berpengaruh terhadap perawatan gigi. Dalam beberapa kasus perawatan, keperluan terhadap tindakan rontgen gigi tidak dapat dihindari. Edukasi yang tepat dapat menjadi bentuk awal komunikasi yang baik terhadap suatu tindakan dalam perawatan kesehatan gigi seperti permintaan kesediaan melakukan rontgen gigi demi menegakkan diagnosa yang tepat sehingga perawatan gigi dapat memberikan keberhasilan yang maksimal. kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada komunitas ibu terhadap pentingnya rontgen gigi sebagai tindakan pendukung dalam perawatan kesehatan gigi. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom dengan menerapkan metode komunikasi dua arah secara aktif dan menarik untuk menghindari kejenuhan. Penyampaian materi dilakukan dengan pemilihan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil pretest dan posttest peserta serta antusias peserta dalam tanya jawab terkait tindakan rontgen gigi. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan yang baik karena didukung oleh metode yang tepat dan komunikasi yang baik antara tim pelaksana dan komunitas. Kata Kunci Rontgen Gigi, Kesehatan Gigi, Peran Ibu ABSTRACT In general, the mother figure plays a very important role in shaping the mindset of every member of her family. Nowadays, people are accustomed to having a critical mindset. This affects dental care. In some cases of treatment, the need for dental X-rays is inevitable. Proper education can be an early form of good communication to an action in dental health care such as a request for willingness to do dental X-rays to establish the right diagnosis so that dental care can provide maximum success. This activity aims to provide education and understanding to the mother community on the importance of dental X-rays as a supporting action in dental health care. This activity is carried out online through the zoom application by applying two-way communication methods actively and interestingly to avoid saturation. The delivery of materials is carried out by the selection of language that is easily understood by the public. This activity showed an increase in knowledge based on the results of the participants' pretests and posttests and the enthusiasm of participants in Q&A related to dental X-rays. This activity can be carried out with a good success rate because it is supported by the right methods and good communication between the implementation team and the community. Keywords Dental X-ray, Dental Health, Mother Role... Kesehatan merupakan hal penting dan berkaitan dengan produktivitas seseorang yang sangat mendukung keberlangsungan hidup. Kesehatan bersifat holistik, yang berkaitan dengan fisik, jiwa serta sosial ekonomi Sulistiarini, 2018. Kesadaran dalam berperilaku merupakan suatu kunci keberhasilan dalam kehidupan. ...ABSTRAK Masyarakat mulai beradaptasi di tengah pandemi Covid-19. Aktivitas masyarakat di luar rumah seperti olahraga, yaitu bersepeda juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah aktivitas bersepeda dapat menjadi potensi kluster baru penyebaran Covid-19 akibat mengabaikan protokol kesehatan saat berkumpul dan setelah selesai bersepeda. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang transmisi dan pencegahan Covid-19. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada komunitas bersepeda untuk memiliki pola hidup sehat menghadapi Covid-19. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan dalam bentuk presentasi power point secara daring melalui aplikasi zoom dan penggunaan poster yang menarik sebagai sarana pengingat dalam aktivitas di komunitas. kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman partisipan berdasarkan hasil pretest dan posttest peserta. Kegiatan edukasi pola hidup sehat menghadapi Covid-19 yang diberikan kepada komunitas bersepeda dapat berjalan baik dan mendapatkan tanggapan yang responsive serta antusias dari komunitas bersepeda. Kata Kunci Covid 19, Hidup Sehat, Bersepeda ABSTRACT People are starting to adapt in the midst of the Covid-19 pandemic. Community activities outside the home such as sports, namely cycling are also increasing. An increase in the number of cycling activities could be a potential new cluster of Covid-19 spread due to ignoring health protocols when gathering and after cycling. This could be due to a lack of public knowledge and understanding about the transmission and prevention of Covid-19. This activity is to provide education and understanding to the cycling community to have a healthy lifestyle to deal with Covid-19 in cycling. The extension method is carried out by an approach in the form of online power point presentations through the Zoom application and the use of attractive posters as a means of reminders in community activities. The counseling showed an increase in participants' understanding based on the results of the participants' pretest and posttest. The educational activities on a healthy lifestyle to deal with Covid-19 given to the cycling community can run well and get a responsive and enthusiastic response from the cycling community. Keywords Covid-19, Healthy Lifestyle, Cycling... Pelaksanaan ceramah dalam penyuluhan menggunakan media power point tentang pengetahuan secara umum mengenai Covid-19. Guna melihat efektifitas kegiatan selanjutnya dilakukan pembandingan skor pengetahuan sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan [6][7][8]. ...Mifbakhuddin MifbakhuddinSri HaryaniLatar belakang Covid-19 adalah penyakit menular yang menyerang pada manusia dan angka kematian Covid-19 sebanyak 3%. Kegiatan penyuluhan tentang Covid-19 merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang pencegahan penularan Covid-19. Berdasarkan hasil survei dengan kuesioner yang telah dilakukan pada warga RW 01 RT 05 bahwa dari 26 KK ada 7 KK 26,9% tidak pernah di datangi oleh pelayanan kesehatan, namun 19 KK pernah di datangi oleh pelayanan kesehatan tidak mengenai edukasi Covid-19 dan protokol kesehatan. Tujuan Tujuan PKM ini adalah upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan peran warga RW 001 RT 05 Kelurahan Sendangguwo, Kota Semarang. Metode Kegiatan PKM ini menggunakan metode 1 penyuluhan untuk edukasi Covid-19, 2 pelatihan membuat masker kain tanpa sentuhan benang dan jarum jahit, 3 membuat liflet edukasi singkat mengenai Covid-19, 4 pengiriman video edukasi Covid-19 dan cara membuat masker kain secara praktis. Hasil Pengetahuan tentang Covid-19 warga RT. 05 mengalami peningkatan hingga 100% setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan. Pembagian liflet mendapat respon yang baik dari warga RT 05, seperti langsung membaca liflet untuk mengetahui isi dari liflet tersebut. Media KIE Covid-19 berupa video cara membuat masker kain secara praktis telah disebarkan melalui whatsapp grup dan mendapatkan respon baik. Kesimpulan Seluruh rencana kegiatan terlaksana dengan baik. Meningkatkan pendekatan kepada masyarakat untuk selalu mengingatkan protokol kesehatan yang sudah diberikan pada saat penyuluhan kesehatan, agar tidak terjadi penularan covid- 19.... Proper sanitation will ensure the community is in a healthy environment and reduce most of the transmission of infectious diseases. 6 Based on data on sanitation coverage from the Ministry of Health in 2018, only 28 cities and one province managed to get the stop open defecation status in Indonesia. It shows that the behavior of open defecation is still high, including in Bandung city. ...Proper sanitation will ensure the community is healthy and reduce most infectious diseases' transmission, especially water-borne diseases. Open defecation has a significant effect on public health. Sanitation coverage data from the Ministry of Health Republic of Indonesia in 2018 shows that open defecation is still high, including in Bandung city. This study aims to analyze the implementation of environmental health management programs that have been implemented in Tamansari village in Bandung city. This research is a qualitative research conducted in Tamansari village in Bandung city. The data were collected from May to August 2021 through Focus Group Discussion with cadres and in-depth interviews with informants from the village head, a representative from a non-governmental group, and cadres. The results of this study indicate that the process of planning, organizing, mobilizing, and controlling has been running according to the theory. Obstacles faced by the village in achieving open defecation free include funds, land, community understanding, and sub-optimal supervision. PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KELURAHAN TAMANSARI BANDUNGSanitasi yang layak akan memastikan masyarakat berada dalam lingkungan yang sehat dan mengurangi sebagian besar penularan penyakit infeksi terutama penyakit yang ditularkan melalui air. Buang air besar BAB sembarangan memiliki efek yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat. Data cakupan sanitasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa perilaku BAB sembarangan masih tinggi termasuk di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan program manajemen kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan di Kelurahan Tamansari Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2021 melalui Focus Group Discussion dengan kader dan wawancara mendalam dengan lurah, perwakilan kelompok swadaya masyarakat, dan kader. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan sudah berjalan sesuai dengan teori. Kendala yang dihadapi oleh kelurahan dalam mencapai bebas BAB sembarangan antara lain dana, lahan, pemahaman masyarakat, dan pengawasan yang belum optimal.... The concept of Blumm explains that besides the environment, behavior is the biggest determinant that affects public health status. This is following previous studies, smoking behavior has a relationship with the level of public health status p = which is marked by experiencing complaints of illness in the last 1-6 months 8. Smoking inside the house is unhealthy family behavior still often found in common people, and the other is not maintaining the cleanliness of both themselves as well as their home environment. ...Introduction Pasuruan District was in the 7th rank of the highest stunting prevalence in the East Java Province Stunting cases that are not handled properly lead to the decrease of cognitive and motor skills, productivity, and even lead to death. One of the risk factors for stunting cases is a history of infection with toddlers or children under five from poor behavior of family and caregiver. The purpose of this study was to analyze the effect of clean water use, personal hygiene for toddler caregivers, and the smoking behavior of family members in cases of stunting toddlers in Pasuruan District. Methods The research was conducted using a case-control design with a ratio of 1 1. Sampling using stratified random sampling and the proportion of 2% of 2,718 toddlers. Toddlers with z-scores <-3SD – <-2SD became a case group of 118 and toddlers with z-scores ≥-2SD – 2SD became controls of 114. Results and Discussion There was an effect between smoking inside the house p = OR = dishes and drinking utensils washed with soap and running water p = OR = washing hands with soap and running water by caregivers p = OR = and cutting fingernails by caregivers p = OR = on cases of stunting toddlers. Conclusion Clean water utilization, personal hygiene of toddler caregivers, and the smoking behavior of family members are the risks in the incidence of stunting toddlers in Pasuruan District. The variable of dishes and drinking utensils washed with soap and running water is the highest risk OR = for cases of stunting toddlers in Pasuruan District. The food and drink utensils that are not washed properly and correctly will allow bacterial contamination which causes toddlers to become Hidup Bersih dan Sehat PHBS merupakan perilaku sehari-hari yang didasarkan pada kesehatan dan kebersihan yang dilaksanakan oleh keluarga dan setiap anggota keluarga sehingga dapat berperan dalam kesehatan dan keselamatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Anak usia sekolah dasar SD lebih sering terserang infeksi gastrointestinal parasitik karena aktivitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah. Tanah merupakan media transmisi bagi cacing STH ke manusia melalui kontak langsung berupa tangan atau kuku yang masuk ke tangan melalui mulut. Rendahnya tingkat sanitasi pribadi pada anak SD seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah bermain maupun sesudah buang air besar BAB menyebabkan masih tingginya angka kecacingan. Peningkatan pengetahuan tentang Perilaku hidup Bersih dan Sehat pada orang tua murid merupakan salah satu cara dalam pencegahan kejadian gastrointestinal pada anak-anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dalam bentuk penyuluhan menggunakan berbagai media. Tes dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan yang merupakan salah satu bentuk evaluasi dari kegiatan ini. Hasil tes pengetahuan menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari rata-rata hasil pretest 73,8 dan post-test 98,4. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan orang tua siswa tentang PHBS p <0,005.Lynette L. Craft Daniel M. LandersThe effect of exercise on negative affect has been examined in hundreds of studies. However, the effect of exercise on diagnosed clinical depression has received far less attention. Furthermore, poor methodological techniques predominate and results have been conflicting. A meta-analysis was conducted to investigate the effect of exercise on clinical depression and depression resulting from mental illness. The 37 chosen studies since 1996 examined the effect of a chronic exercise paradigm independent variable on depression dependent variable. Each study's variables were coded design, subjects, exercise, and dependent measure characteristics that could moderate the effect of exercise on depression. Moderator variables were analyzed using ANOVA. Results showed an overall mean effect of –.72. Therefore, individuals who exercised were –.72 of a standard deviation less depressed than individuals who did not exercise. PsycINFO Database Record c 2012 APA, all rights reservedUsing a repeated measures design, in a nursery setting, a modelling and rewards intervention targeted preschool children's consumption of 8 fruit and 8 vegetables presented as 4 different food sets, each comprising 2 fruit and 2 vegetables. During the 16-day Baseline 1, and subsequent baselines, the children received a different food set daily, first at snacktime and again at lunchtime; consumption of these foods was not rewarded. In the 32-day fruit intervention phase, Food Set 2 and Food Set 3 were presented on alternate days; rewards were presented only at snacktime, and only for consumption of the fruit components. Following Baseline 2 and Baseline 3, the intervention targeted snack consumption of the vegetable components of Food Sets 1 and 4. Finally, Baseline 4, and 6-month Follow up were conducted. The interventions produced large and significant increases in target fruit and vegetable consumption with smaller, but significant, increases for the paired, opposite category, non-target foods. Immediately after each intervention, increases based on within-category generalisation were also evident. All increases generalised strongly to the no-rewards lunchtime context. Contrary to theories predicting response decrements, the increases in preschoolers' fruit and vegetable consumption were maintained at Follow up, six months after rewards were Tingkat Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Anak Usia PrasekolahLonia AnggrainiAnggraini, Lonia. 2014. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Anak Usia Prasekolah.[e-journal] Semarang Tersedia di http//eprints. [diakses tanggal 1 mei 2017].Gizi dalam Daur KehidupanArismanArisman, 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi Sayur Buah dengan Status Gizi RemajaAkbar AstianAstian, Akbar. 2016. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi Sayur Buah dengan Status Gizi Remaja. [e-journal] Makasar Tersedia di http//repository. [diakses tanggal 30 April 2017].Vera BararahBararah, Vera. 2011. Penyakit Akibat Rokok. Tersedia di d/2011/07/07/174913/1676916/763/15-penyakit-akibat-rokok [2 April 2017].Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Rineka Cipta JakartaM N BustanBustan, 2000. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Rineka Cipta Pemberantasan Penyakit Saluran Pernafasan AkutR I Departemen KesehatanDepartemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernafasan Akut. Jakarta Departemen Kesehatan I Departemen KesehatanDepartemen Kesehatan RI. 2012. Penyakit tidak Menular. Jakarta Tersedia di php?file=download/pusdatin/buletin/ [20 April 2017] Dilansirdari Riskesdas tahun 2018, lebih dari 63 juta penduduk Indonesia menyandang hipertensi. Penyakit ini menjadi satu di antara pintu masuk atau faktor risiko penyakit lainnya. Fakta lain mengemukakan, data dari Kementerian Kesehatan edisi Oktober 2020, Satgas Covid-19 menunjukkan bahwa dari 1488 pasien, 34,5 persen merupakan pasien – Manusia melakukan kegiatan setiap harinya dari mulai bekerja, belajar, makan, tidur, bersosial, dan juga mengisi waktu senggang. Semua kegiatan tersebut harus diatur dalam pola hidup yang sehat. Mengapa pola hidup sehat harus dilakukan oleh manusia? Berikut alasannya Mencegah penyakit Menerapkan pola hidup sehat dapat mencegah berbagai macam penyakit. Dalam pola hidup sehat, seseorang tidak akan merokok, memakan makanan yang sehat, tidur serta istirahat yang cukup, dan berolah raga secara teratur. Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, berhenti merokok atau tidak merokok sama sekali dapat menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe dua, penyakit paru-paru, dan kematian dini. Belum lagi makan makanan sehat bisa mencegah berbagai penyakit lain dan menyehatkan badan. Baca juga Pola Hidup Sehat SHUTTERSTOCK Air adalah salah satu minuman atau makanan untuk tekanan darah rendah yang perlu umur Dilansir dari Harvard Health Publishing, satu kebiasaan sehat saja dapat memperpanjang harapan hidup seorang manusia hingga dua tahun. Sehingga pola hidup sehat yang mengandung banyak kebiasaan sehat dapat memperpenjang umum manusia lebih lama. Semakin sehat pola hidup seseorang, maka semakin panjang umur mereka. Hal tersebut dikarenakan semakin kecilnya kemungkinan orang dengan pola hidup sehat untuk menderita penyakit yang mengakibatkan uang Dengan menerapkan pola hidup sehat, seseorang menjadi lebih sehat dan jarang terkena penyakit. Sehingga memperkecil kemungkinan mengeluarkan uang untuk melakukan pengobatan dan membeli obat yang dapat menghemat lebih banyak uang. Bermanfaat bagi lingkungan Pola hidup sehat membuat seseorang lebih senang berpindah tempat dengan berjalan kaki ataupun bersepeda yang juga mengurangi emisi karbon dioksida. Yang secara otomatis akan mengurangi gas rumah kaca dan mencegah pemanasan global. Menerapkan pola hidup sehat berarti mengurangi konsumsi makanan ultra-olahan. Disadur dari Healthline, pembuatan makanan ultra-olahan berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca, kelangkaan air, penurunan keanekaragaman hayati, sampah plastik, dan juga penggundulan hutan. Baca juga Kegiatan yang Dapat Dilakukan untuk Hidup Sehat Ilustrasi menjaga kesehatan keluarga di rumah. Antisipasi penularan virus corona, stres Mengutip dari Verywell Mind, gaya hidup sehat dapat membantu mengelola respons stress dengan baik, memungkinkan manusia menghindari bahkan membalikan efek stres kronis. Hal tersebut dikarenakan gaya hidup sehat membantu manusia membentuk kedisiplinan, melepaskan rasa frustasi dan stress, mengurangi stres karena menderita sakit, meningkatkan ketahanan tubuh akan kegiatan fisik dan psikis, juga melepaskan hormon kebahagiaan seperti endorfin. Dengan berkurang stres, manusia bisa terhidar dari segara efek buruk stres. Dan dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang, berpikir dengan jernih, lebih percaya diri, dan beraktivitas dengan lebih bersemangat. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Soloposcom, SOLO— Menjaga pola hidup sehat kini tengah menjadi hal yang banyak dibicarakan. Banyak orang yang sudah mulai tertarik untuk menjalani pola hidup sehat untuk menjaga kesehatan mereka. Lantas bagaimana langkah awal untuk menuju pola hidup sehat? Pada program Health Talk Rumah Sakit
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Faktor yang mempengaruhi pola hidup HidupTeliti gaya hidup seseorang akan memberikan dampak pada kesehatan sendiri,gaya hidup seseorang juga individu juga bisa terpengaruh dari lingkungan hidup seseorang juga dapat di ubah loh, misalnya nih seperti dengan cara memberikan pembelajaran bahwa pola hidup yang sehat itu penting,maka dari itu kita tidak boleh melakukan hal hal yang sia sia buat hidup kita Gaya HidupZaman pada perekonomian semakin maju serta selalu mengalami dengen perkembangan teknologi yang semakin maju dengan pesat,banyak manusia yang mengonsumsi makanan ataupun minuman yang tidak sehat, serta selalu berprilaku yang dapat merugikan kesehatan langkah pola hidup sehatBeberapa langkah yang harus diperhatikan dan di jalani mencapai pada pola hidup sehat1 Makanan Sehat Makanan yang di kategorikan sebagai makanan sehat adalah makanan yang mengandung unsur unsur zat yang di butuhkan oleh tubuh dan tidak mengandung bibit racun ataupun Minuman SehatAir minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan air minum sehat itu air yang bebas dari bibit penyakit dan Gizi SeimbangGizi seimbang adalah susunan menu seimbang yang dapat memberikan;aCukup kalori energi,guna untuk memenuhi pengeluaran energi setiap Cukup protein,guna memenuhi keperluan tubuh untuk Cukup lemak,guna keperluan tubuh akan asam lemak tak jenuh dan untuk menggunakan vitamin yang larut dalam vitamin & BerolahragaBerolahraga adalah kegiatan yang mudah di lakukan tetapi banyak yang Istirahat yang cukupIstirahat yang cukup dapat memberikan dampak bagi tubuh kita yang letih dan memberikan cukup waktu untuk mengembalikan tenaga yang telah di Mengondisikan udara yang bersihKondisi udara yang bersih misalkan memberikan lahan untuk menanam tanaman di sekeliling rumah , walaupun lahan itu hanya cukup untuk 1 Mengondisikan lingkungan yang bersihJika ingin menikmati kesehatan yang optimal maka selayaknya lingkungan harus di jaga dengan baik. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
A Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menggunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika mematikan kran air. 16 6. Menggunakan jamban sehat Gambar 2.2 dan pola hidup dimasa mudanya. Responden dengan usia yang masih muda dan produktif .
berhubungandengan satu atau lebih faktor-faktor penghalang yang harus diperhatikan dan mempunyai pengaruh secara langsung pada pola hidup sehat. Beberapa faktor yang terlihat dalam sosial ekonomi yaitu pekerjaan, pendapatan keluarga, dan tingkat pendidikan. kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat dalam merawat kesehatan gigi dan
MEDAN Telkomsel kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas portofolio bisnis di layanan digital dengan menghadirkan platform Fita, yakni aplikasi kesehatan yang berfokus untuk mengubah perilaku masyarakat dengan menerapkan kebiasaan baik. Dengan mendorong gerakan #SehatMakinNikmat, Fita menyuguhkan localized content
WARTAJOGJAID: Telkomsel kembali memperkuat komitmennya dalam memperluas portofolio bisnis di layanan digital dengan menghadirkan platform Fita, yakni aplikasi kesehatan yang berfokus untuk mengubah perilaku masyarakat dengan menerapkan kebiasaan baik.Dengan mendorong gerakan #SehatMakinNikmat, Fita menyuguhkan localized content .
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/871
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/587
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/288
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/548
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/251
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/469
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/392
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/454
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/679
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/421
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/884
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/300
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/948
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/246
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/335
  • faktor penghalang pola hidup sehat