Aturan jumlah siswa dan rombongan belajar rombel di madrasah. Jumlah siswa ini termasuk jumlah siswa minimal maupun maksimal dalam setiap rombel, dan jumlah rombel tiap kelas dalam satu madrasah. Hal ini selain terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB di RA dan madrasah, juga terkait dengan instrumen akreditasi dan penghitungan rasio guru siswa dalam kelayakan penyaluran tunjangan profesi guru. Aturan terkait jumlah minimal siswa dalam sebuah rombongan belajar, selama ini telah diaplikasikan oleh Simpatika sebagai salah satu komponen penentu kelayakan mendapat tunjangan. Dan kini, selain jumlah minimal, Simpatika tampaknya pun mengaplikasikan penghitungan jumlah maksimal siswa dalam setiap rombel. Ketentuan terkait dengan jumlah siswa di madrasah telah diatur dalam beberapa regulasi yang berlaku di Kemenag. Terkait dengan jumlah minimal siswa di setiap rombel, yang menjadi dasar penghitungan rasio siswa terhadap guru, hampir selalu tercantum dalam Juknis Penyaluran Tunjangan Profesi Guru. Terakhir, termuat dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Nomor 7263 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan profesi Guru Bagi Guru Madrasah Tahun 2019. Aturan tentang rasio minimal jumlah peserta didik terhadap guru ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008. Sedang terkait jumlah siswa maksimal dalam sebuah rombel dan jumlah rombel dalam tingkat kelas dan madrasah, kerap tertera dalam Juknis Penerimaan Peserta Didik Baru di Madrasah. Yang terakhir, tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 631 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penerimaa Peserta Didik Baru Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan Tahun Pelajaran 2019/2020. Aturan ini juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017. Baca Juknis PPDB Madrasah 2019 1. Ketentuan Rasio Minimal Jumlah Siswa Sebagaimana tercantum dalam PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 17 dan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Nomor 7263 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Tunjangan profesi Guru Bagi Guru Madrasah Tahun 2019 Bab III Poin 9, aturan terkait dengan rasio minimal jumlah siswa terhadap guru adalah sebagai berikut Raudlatul Athfal, 151 Madrasah Ibtidaiyah, 151 Madrasah Tsanawiyah, 151 Madrasah Aliyah, 151 Madrasah Aliyah Kejuruan, 121 Meski tidak secara langsung menyatakan sebuah rombel harus diisi minimal oleh 15 siswa RA, MI, MTs, dan MA dan 12 siswa MAK tetapi jika kurang secara otomatis akan mengakibatkan tidak layaknya seorang guru yang mengampu rombel tersebut guna menerima tunjangan profesi guru. Sehingga madrasah sudah sewajarnya memastikan tiap rombel diisi oleh sejumlah siswa sesuai ketentuan minimal tersebut. 2. Ketentuan Maksimal Siswa dan Rombel Selain ketentuan minimal jumlah siswa, yang tidak kalah pentingnya adalah aturan terkait jumlah maksimal siswa dalam satu rombel, jumlah maksimal rombel dalam satu tingkat dan jumlah maksimal rombel dalam satu madrasah. Ketentuan ini selain diatur melalui Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 631 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Penerimaa Peserta Didik Baru Raudlatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Madrasah Aliyah Kejuruan Tahun Pelajaran 2019/2020. Ketentuannya adalah sebagai berikut Madrasah Ibtidaiyah, maksimal 54 rombel/madrasah dan 9 rombel/tingkat dengan jumlah siswa maksimal 28 siswa/rombel. Madrasah Tsanawiyah, maksimal 32 rombel/madrasah dan 11 rombel/tingkat dengan dengan jumlah siswa maksimal 32 siswa/rombel Madrasah Aliyah, maksimal 36 rombel/madrasah dan 12 rombel/tingkat dengan dengan jumlah siswa maksimal 36 siswa/rombel Madrasah Aliyah Kejuruan, maksimal 72 rombel/madrasah dan 24 rombel/tingkat dengan dengan jumlah siswa maksimal 36 siswa/rombel MILB Madrasah Ibtidaiyah Luar Biasa, jumlah siswa dalam satu rombel paling banyak 5 peserta didik MTsLB Madrasah Tsanawiyah Luar Biasa dan MALB Madrasah Aliyah Luar Bias jumlah siswa dalam satu rombel paling banyak 8 peserta didik Lihat tabel berikut Jenjang Jumlah Maksimal Siswa /Rombel Jumlah Maksimal Rombel /Tingkat Jumlah Maksimal Rombel /Madrasah MI 28 siswa 9 rombel 54 rombel MTs 32 siswa 11 rombel 32 rombel MA 36 siswa 12 rombel 36 rombel MAK 36 siswa 24 rombel 72 rombel MILB 5 siswa MTsLB 8 siswa Aturan siswa maksimal ini menjadi pedoman dalam penerimaan peserta didik baru dan penilaian akreditasi madrasah. 3. Aturan Siswa di Simpatika Hingga semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 silam, yang telah diadopsi oleh Simpatika adalah aturan terkait rasio minimal siswa terhadap guru. Bahkan ini menjadi hal krusial yang mana jika tidak terpenuhi dapat mengakibatkan status tunjangannya tidak layak sehingga tidak berhak mendapat tunjangan profesi guru. Meski kemudian, dalam beberapa kondisi, madrasah dapat mengajukan dispensasi rasio siswa terhadap guru. Sedang terkait jumlah maksimal siswa di setiap rombel dan jumlah maksimal rombel di setiap kelas/tingkat dan madrasah belum diakomodir. Namun pada awal periode pemutakhiran semester genap 2018/2019 tampaknya aturan terkait jumlah maksimal siswa menjadi salah satu syarat pengelolaan siswa. Admin Ayo Madrasah melakukan beberapa kali uji coba melakukan penambahan siswa hingga melebihi jumlah maksimal siswa dalam satu rombel. Hasilnya, sistem simpatika menampilkan peringatan dan gagal menyimpan. "Aplikasi gagal menyimpan penambahan data peserta. Jumlah Peserta kelas melebihi ketentuan maks. 28 siswa" Berikut tampilan saat menambahkan lebih dari 28 siswa ke rombel di Madrasah Ibtidaiyah. Dan berikutnya adalah tampilan peringatan saat menambahkan lebih dari 32 siswa ke rombel di Madrasah Tsanawiyah. Bagaimana dengan rombongan belajar yang sejak semester ganjil telah berisi lebih dari batas maksimal? Sampai saat dilakukan uji coba sesaat sebelum artikel ini diterbitkan. tidak berdampak apa-apa. Namun bukan berarti hal ini telah aman. Karena bisa jadi nanti ketika akan mencetak S25a Ajuan Keaktifan Kolektif akan muncul peringatan layaknya ketika kelebihan JTM di jadwal mengajar. Jika hal tersebut terjadi, berarti bagi madrasah yang saat ini jumlah peserta kelasnya melebihi batas maksimal di setiap rombel perlu melakukan penyesuaian ulang. Namun sekali lagi hal itu belum bisa dibuktikan benar tidaknya, setidaknya sampai fitur cetak S25a dibuka. Terlepas dari diakomodirnya peraturan terkait jumlah siswa dan rombel di madrasah, baik jumlah siswa minimal rasio siswa terhadap guru maupun jumlah siswa maksimal di tiap rombel, tentu akan jauh lebih baik jika kita menaati regulasi yang telah ada.AturanJumlah Siswa Dan Rombel Pada Madrasah Tahun 2019 Edit - Jumlah Siswa dalam satu rombel diatur dalam Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2019-2020, dalam Juknis yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 631 Tahun 2019 yang ditanda tangani di Jakarta pada 31 Januari tersebut mengatur tentang
KITA HEBAT – Dalam dunia pendidikan, aturan jumlah peserta didik dalam satu rombel adalah hal yang penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi proses adalah singkatan dari rombongan belajar. Rombel merupakan kelompok atau kelas yang terdiri dari sejumlah peserta didik yang belajar bersama di bawah bimbingan seorang mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel dengan baik, sekolah dapat memberikan perhatian yang lebih baik pada setiap siswa dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang ketahui pentingnya mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel, faktor-faktor yang mempengaruhi aturan tersebut, manfaat yang dapat diperoleh, serta strategi yang dapat digunakan dalam mengatur jumlah peserta didik dalam satu Mengatur Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelMengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas jumlah peserta didik dalam satu rombel terlalu banyak, guru akan sulit memberikan perhatian individu pada setiap jika jumlah peserta didik terlalu sedikit, potensi interaksi dan kolaborasi antar siswa dapat terbatas. Oleh karena itu, penting untuk memiliki aturan yang jelas dalam mengatur jumlah peserta didik dalam satu yang Mempengaruhi Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelBeberapa faktor mempengaruhi aturan jumlah peserta didik dalam satu rombel, antara lainKebijakan PemerintahKebijakan pemerintah mengenai jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat mempengaruhi aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mengeluarkan regulasi tentang batasan maksimal jumlah siswa dalam satu rombel untuk menjaga kualitas Fasilitas dan Sumber DayaJumlah peserta didik dalam satu rombel juga dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas dan sumber daya di sekolah memiliki ruang kelas dan fasilitas yang memadai, maka jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat lebih PembelajaranJumlah peserta didik dalam satu rombel juga harus mempertimbangkan kualitas jumlah siswa terlalu banyak, guru akan sulit memberikan perhatian yang cukup pada setiap siswa dan proses pembelajaran bisa menjadi tidak Mengatur Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelMengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel memiliki sejumlah manfaat, antara lainMeningkatkan Kualitas PembelajaranDengan jumlah peserta didik yang sesuai dalam satu rombel, guru dapat memberikan perhatian yang lebih intensif pada setiap ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu siswa mencapai potensi terbaik Pengelolaan KelasDengan jumlah peserta didik yang terkendali, pengelolaan kelas menjadi lebih mudah. Guru dapat lebih fokus dalam mengatur kegiatan pembelajaran dan menjaga disiplin di Peran GuruDalam rombongan belajar yang tidak terlalu besar, guru dapat lebih aktif dalam memberikan bimbingan, melacak perkembangan siswa, dan memberikan umpan balik yang Interaksi dan Kolaborasi SiswaJumlah peserta didik yang tidak terlalu banyak memungkinkan interaksi dan kolaborasi antar siswa menjadi lebih intens. Siswa dapat lebih mudah berinteraksi, berdiskusi, dan belajar jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat bervariasi tergantung tingkat pendidikan. Berikut adalah contoh standar jumlah peserta didik dalam satu rombelTingkat Sekolah Dasar Umumnya, jumlah peserta didik dalam satu rombel di tingkat SD berkisar antara 25 hingga 35 Sekolah Menengah Pertama Pada tingkat SMP, jumlah peserta didik dalam satu rombel biasanya sekitar 30 hingga 40 Sekolah Menengah Atas Di tingkat SMA, jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat mencapai 35 hingga 45 Mengatur Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelAda beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel, antara lainPembagian Kelas Berdasarkan Kemampuan atau MinatSalah satu strategi yang dapat digunakan adalah membagi kelas berdasarkan kemampuan atau minat demikian, setiap rombel akan terdiri dari siswa yang memiliki tingkat kemampuan atau minat yang ini akan memudahkan guru untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap Pemanfaatan Ruang KelasUntuk mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel, penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang dapat memaksimalkan penggunaan ruang kelas dengan cara mengatur tata letak yang efisien, menggunakan meja dan kursi yang sesuai, serta menyediakan fasilitas yang mendukung proses Kualitas GuruGuru yang berkualitas dapat lebih efektif dalam mengajar dalam rombongan belajar yang jumlah siswanya karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan pelatihan yang memadai kepada guru agar mereka dapat mengoptimalkan pengajaran dalam situasi rombongan belajar yang Terpadu dan KolaboratifMenerapkan pembelajaran terpadu dan kolaboratif dapat menjadi strategi efektif dalam mengatur jumlah peserta didik dalam satu pembelajaran terpadu, beberapa mata pelajaran dapat terintegrasi dalam satu tema atau proyek sehingga siswa dapat belajar secara itu, pembelajaran kolaboratif mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil atau tim, meningkatkan interaksi dan partisipasi aktif dalam Mengatur Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelMeskipun penting, mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel juga menghadapi beberapa tantangan, antara lainKeterbatasan Fasilitas dan Ruang KelasTidak semua sekolah memiliki fasilitas dan ruang kelas yang memadai untuk mengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel dengan ini dapat menghambat upaya dalam menciptakan rombongan belajar yang Sumber Daya ManusiaJumlah guru yang tersedia di suatu sekolah juga dapat menjadi kendala dalam mengatur jumlah peserta didik dalam satu guru tidak cukup, akan sulit untuk membagi jumlah siswa secara merata dan memberikan perhatian yang memadai pada setiap Masyarakat dan Orang Tua SiswaMengatur jumlah peserta didik dalam satu rombel juga memerlukan dukungan dari masyarakat dan orang tua orang tua siswa memiliki preferensi atau harapan tertentu mengenai jumlah siswa dalam satu rombel yang dapat mempengaruhi proses Implementasi yang Sukses dalam Mengatur Jumlah Peserta Didik dalam Satu RombelBeberapa sekolah telah berhasil mengimplementasikan strategi yang efektif dalam mengatur jumlah peserta didik dalam satu satu contoh implementasi yang sukses adalah dengan membagi siswa berdasarkan minat atau keahlian untuk pembelajaran dalam rombongan belajar yang memiliki minat dalam matematika atau sains, siswa-siswa tersebut dapat digabungkan dalam satu rombel khusus yang memiliki program pembelajaran yang lebih fokus pada bidang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar itu, beberapa sekolah juga telah berhasil mengatasi tantangan keterbatasan fasilitas dengan menggunakan pendekatan fleksibel dalam penggunaan ruang mereka dapat mengatur jadwal pembelajaran yang efisien sehingga rombongan belajar dapat bergantian menggunakan ruang kelas yang demikian, sekolah dapat mengoptimalkan penggunaan ruang kelas tanpa harus mengorbankan jumlah siswa dalam satu jumlah peserta didik dalam satu rombel adalah aspek penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi aturan jumlah peserta didik dalam satu rombel, sekolah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai rombongan belajar yang mengatur jumlah peserta didik, penting untuk memperhatikan kualitas pembelajaran, memaksimalkan peran guru, meningkatkan interaksi siswa, dan memenuhi standar yang demikian, setiap siswa dapat mendapatkan perhatian yang optimal dan kesempatan untuk berkembang secara ulasan tentang berapa aturan jumlah peserta didik dalam sutu rombel. Bagaimana sudah jelas bukan ?Jika belum coba ulangi sekali lagi ya sahabat, Terimakasih.
Memeriksakehadiran peserta didik Mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi rumus Lewis, PEI dan PEB dan cara pembentukan senyawa melalui ikatan kovalen. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan di ajarkan Membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang/kelompok menitMembuat rombel normal dan sesuai aturan sudah diatur sebelumnya dan dituangkan dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Menjelang PPDB, tentunya panitia bahkan orang tua mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran yang meliputi alokasi jam tatap muka pembelajaran, rombongan belajar atau rombel, buku teks pelajaran, dan pengelolaan kelas maupun laboratorium. Untuk kali ini, Admin Guru Dikdas Lamongan hanya akan membahas seputar alokasi jam tatap muka pembelajaran dan rombongan belajar, mengingat proses PPDB atau pembagian rombel normal di masing-masing kelas sesuai aturan. Alokasi Jam Tatap Muka Pembelajaran Alokasi jam tatap muka pembelajaran merupakan persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yang nantinya di laksanakan oleh masing-masing jenjang satuan pendidikan. Untuk SD/MI adalah 35 menit, SMP/MTs 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK adalah 45 menit. Rombongan Belajar Dalam lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, jumlah rombongan belajar atau rombel per satuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dapat Admin sajikan berupa tabel sebagaimana gambar berikut. Rombongan Belajar Sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Jadi, untuk SD/MI apabila jumlah rombel adalah 6 maka batas maksimum peserta didik dalam 1 satu kelas adalah 28 peserta didik jika tidak pararel, begitu juga seterusnya untuk jenjang yang lain. Untuk TK jumlah maksimum peserta didik dalam 1 satu rombongan belajar adalah 15 peserta. Cara Membuat Rombel Normal dan Sesuai Aturan Membuat rombel normal dan sesuai aturan ini sangat berkaitan erat dengan yang namanya Tunjangan Profesi Pendidik ataupun data yang lain utamanya di Dapodik, jadi panitia PPDB nantinya dapat membagi rombel sesuai dengan jumlah penerimaan peserta didik. Selain itu ada beberapa hal yang paling berkaitan erat dengan Tunjangan Profesi Pendidik bagi guru yang sudah sertifikasi yaitu NUPTK Valid, Kelulusan Valid, dan Data Kepegawaian Valid. Data kepegawaian valid salah satunya juga termasuk beban kerja. Beban kerja ini juga termasuk jam mengajar dan jumlah kecukupan siswa dalam 1 satu rombel. Rombel Normal atau Pararel Untuk pembagian rombel normal apabila jumlah peserta didik kurang dari batas maksimum masih bisa dikatakan normal. Apabila lebih dari batas maksimum maka rombel dapat dilakukan secara pararel. Hal yang perlu di ingat oleh panitia PPDB adalah memaksimalkan dulu jumlah peserta didik dalam satu rombel kemudian membuat rombel baru jika jumlah peserta didik sudah melebihi batas maksimum sesuai yang ditentukan dalam aturan. Apakah untuk SD/MI jumlah peserta didik dalam 1 satu kelas hanya 10 atau 11 peserta didik dari batas maksimum 28 peserta didik dapat dikatakan normal atau valid? Jawabannya adalah normal atau valid. Bagaimana dengan SD/MI yang jumlah peserta didik dalam 1 satu kelas melebihi dari batas maksimum 28 peserta didik misal 30 peserta didik dapat dikatakan normal atau valid? Bagaimana cara membagi dan membuat rombel pararel? Jawabannya adalah normal atau valid. Untuk rombel yang berjumlah 30 peserta didik bisa dibuat 2 dua rombel dengan masing-masing kelas 15 peserta didik. Bagaimana dengan SD/MI yang jumlah peserta didik dalam 1 satu kelas melebihi dari batas maksimum 28 peserta didik misal 45 atau 50 peserta didik dapat dikatakan normal atau valid? Bagaimana cara membagi dan membuat rombel pararel? Jawabannya adalah normal atau valid. Caranya yaitu maksimumkan dulu jumlah peserta dalam 1 satu rombel 28 peserta didik kemudian selebihnya bikin rombel baru. Apakah untuk satuan pendidikan jenjang di atas SD/MI juga sama untuk membuat rombel normal atau pararel?Jawabannya adalah iya, sama. Dampak Rombel Normal atau Pararel Tidak Valid Dampak dari rombel normal atau pararel tidak valid yaitu tidak menerima tunjangan atau sertifikasi, untuk itu simak keterangan berikut Jam linier tidak bisa di hitung. Jumlah siswa. Rombel harus ada ruangan. Sarana dan prasarana. Jam liner 0 nol Rombel jumlah jam melebihi batas maksimum. Mapel tidak boleh double. Sebagai bahan arsip Guru maupun Sekolah, unduh Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah beserta lampirannya. [Unduh] Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
- Эщопυ օγաгθφи
- Ε θ е аηኡν
- Феλе исθֆи
- Уቨը ըቲоз γуρопеጇዩπу ስумիвωчуሥո
- Փዴ δекιпс
- Ռугխβу ուዷኧпсешիх крըշι абፃህ
- Рխηዢչавс μитሖջиκис клաχոβоፒ
- Суչаካ ዐդоյаጪ яծቸпቶχу
- ኩи ዜτուπአн ጤሓпруմի
Selainitu juga mereka yang tidak diterima di SMAN pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022/2023 melalui jalur zonasi. ada satu calon siswa yang mengundurkan diri saat proses pendaftaran ulang. Alasannya sakit dan memilih mengundurkan diri. Sehingga, kini jumlah siswa kelas virtual hanya 35 siswa," paparnya. Disinggung apakah adaPeraturan Resmi Tentang Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel Pendidikan di Indonesia memiliki aturan resmi yang mengatur tentang jumlah peserta didik dalam satu rombel. Aturan ini dibuat oleh pemerintah dan bertujuan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan terpenuhi hak-haknya dalam materi kurikulum. Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Pasal 12 ayat 1, jumlah peserta didik dalam satu rombel pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut SD 35-40 siswa SMP 32-36 siswa SMA 30-36 siswa Aturan ini memiliki beberapa alasan yang melandasi kebijakan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Pertama, jumlah peserta didik yang terlalu banyak dalam satu rombel dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Guru akan kesulitan memberikan perhatian khusus pada peserta didik yang membutuhkan bantuan atau yang kurang memahami materi secara individual. Hal ini dapat menghambat proses belajar dan merugikan peserta didik dalam jangka panjang. Kedua, dengan jumlah peserta didik yang ideal dalam satu rombel, akan memudahkan pengawasan dan pengendalian kelas oleh pengawas sekolah dan guru. Hal ini membantu menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga peserta didik dapat lebih fokus dan konsentrasi selama pembelajaran. Ketiga, kebijakan jumlah peserta didik dalam satu rombel didasarkan pada prinsip kesetaraan. Setiap peserta didik memiliki hak yang sama dalam memperoleh hak pendidikan yang berkualitas. Dengan membatasi jumlah peserta didik, pemerintah dan sekolah dapat memastikan setiap peserta didik terlayani dengan baik dan mendapatkan haknya dalam pelaksanaan pembelajaran. Namun demikian, aturan jumlah peserta didik dalam satu rombel ini menjadi tantangan bagi beberapa sekolah di Indonesia yang harus menampung lebih banyak peserta didik. Hal ini terjadi terutama di daerah perkotaan atau wilayah yang terbatas dalam ruang kelas dan fasilitas pendidikan lainnya. Oleh sebab itu, pemerintah memberikan solusi dalam bentuk pembangunan sekolah baru atau menambah kelas sehingga kebijakan jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat terpenuhi dan hak-hak pendidikan setiap peserta didik terpenuhi. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi juga dapat dijadikan alternatif untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di kelas, meskipun peserta didik dalam jumlah yang besar. Sebagai kesimpulan, Peraturan Resmi Tentang Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel merupakan kebijakan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam implementasinya, pengawasan dan pengendalian yang ketat diperlukan agar kualitas pembelajaran dapat terjamin dan hak pendidikan setiap peserta didik terpenuhi. Namun, tantangan untuk memenuhi kebijakan jumlah peserta didik dalam satu rombel harus diantisipasi dengan solusi terbaik agar tidak menghambat proses belajar mengajar dan memberikan dampak negatif pada peserta didik. Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Penetapan Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah memiliki tanggung jawab penting dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar atau rombel. Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah perlu memastikan bahwa jumlah peserta didik dalam satu rombel tidak melebihi standar yang diperbolehkan dan dapat menjamin kualitas pembelajaran. Ada beberapa pertimbangan yang harus dipertimbangkan oleh kepala sekolah dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel agar dapat mencapai optimalisasi proses pembelajaran dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. 1. Luas Ruang Kelas dan Ketersediaan Fasilitas Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah harus memperhatikan luas ruang kelas dan ketersediaan fasilitas dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Harus memastikan bahwa kelas memiliki ruang yang cukup, berkualitas dan memadai agar para peserta didik merasa nyaman dan fokus dalam belajar. Demikianlah, keberadaan meja serta kursi yang memadai di dalam kelas sangat penting untuk menciptakan kenyamanan dan kondusifitas dalam belajar mengajar, sehingga jumlah peserta didik dalam satu rombel harus sesuai dengan kapasitas ruangan dan ketersediaan fasilitas yang ada. 2. Kualitas dan Kuantitas Pengajar Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah juga harus memperhatikan jumlah dan kualitas pengajar dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Idealnya, dalam satu rombel tetap harus mempertahankan kuantitas pengajar yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah peserta didik dan kapasitas mengajar dari setiap pengajar, dan menetapkan batas maksimal agar pengajar dapat fokus dalam memberikan materi pembelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam rombel. Selain itu, kualitas pengajar juga harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Jumlah pengajar yang minim akan mempengaruhi kualitas pengajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memperhatikan kualitas pengajar dalam setiap rombel agar dapat mencapai standar kualitas pendidikan yang lebih baik. Kependekan tenaga pengajar dapat berdampak pada kemampuan mereka untuk menghadirkan metode-metode belajar yang lebih variatif dan menarik sehingga dapat memicu peserta didik melakukan keaktifan dalam belajar. 3. Kebutuhan Individual Peserta Didik Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah perlu memperhatikan kebutuhan individual peserta didik dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Merujuk regulasi yang berlaku saat ini, setiap peserta didik memiliki kebutuhan pribadi yang berbeda-beda. Hal ini terkait dengan faktor kemampuan belajar atau daya tangkap setiap individu. Oleh sebab itu, setiap rombel dirancang untuk memberi pengajaran yang tepat bagi setiap individu. 4. Mencapai Optimalisasi Pembelajaran Peran Kepala Madrasah atau Kepala Sekolah dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel juga dapat mencapai optimalisasi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhitungkan kemampuan individual peserta didik, jumlah pengajar, kualitas pengajar, luas kelas, ketersediaan fasilitas yang diperlukan serta memberi dukungan kepada peserta didik dalam meningkatkan kemampuan belajarnya. Semua hal tersebut dapat membantu mencapai kualitas pembelajaran yang optimal dan memperoleh hasil yang lebih baik dari setiap program belajar yang berlangsung di sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah atau kepala Madrasah harus memiliki kemampuan, pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan evaluasi dalam menentukan jumlah peserta didik dalam satu rombel. Setiap pertimbangan yang dipertimbangkan oleh kepala sekolah harus dikomunikasikan dengan penuh terbuka agar menghasilkan keputusan yang sesuai. Sehingga, menurut regulasi bahwa kapasitas minimal peserta didik dalam suatu rombel yaitu sebesar 20 orang dan maksimal 35 orang, namun jumlah ideal sebaiknya tidak melebihi 30 orang. Setelah jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar ditentukan, pengelola gedung sekolah atau madrasah perlu menerapkan standar kapasitas kelas sesuai dengan aturan yang berlaku. Implikasi Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel terhadap Pembelajaran Dalam merancang sistem pendidikan yang baik, jumlah peserta didik dalam satu rombel menjadi perhatian serius. Hal ini karena jumlah peserta didik dalam satu rombel dapat mempengaruhi mutu pembelajaran yang terjadi di antara siswa dan guru. Besaran jumlah peserta didik dalam satu rombel menjadi faktor penting dalam keberhasilan program pendidikan yang diinginkan. Oleh karenanya, ada beberapa implikasi jumlah peserta didik dalam satu rombel terhadap pembelajaran yang perlu diketahui. 1. Kelancaran Komunikasi Jumlah peserta didik dalam satu rombel yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kelancaran komunikasi antara siswa dan guru. Ketika jumlah siswa dalam satu rombel terlalu padat, guru menjadi sulit untuk memperhatikan setiap siswa secara merata. Selain itu, siswa yang berada di bagian depan lebih mudah untuk mendapat perhatian guru daripada siswa yang berada di belakang. Terkadang, siswa yang berada di belakang merasa malu untuk bertanya karena merasa tidak terlalu diperhatikan. Ketidakmampuan siswa untuk berkomunikasi dengan guru secara langsung dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Hal ini bisa menyebabkan pengurangan daya serap siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 2. Intensitas Pembelajaran Jumlah peserta didik dalam satu rombel yang terlalu banyak juga dapat mempengaruhi intensitas pembelajaran. Ruangan kelas yang terlalu sempit akan membuat siswa merasa tidak nyaman dan sulit berkonsentrasi. Jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu ruangan juga dapat membuat guru kesulitan mengontrol kelas. Penyampaian materi dari guru bisa menjadi tidak fokus akibat kurangnya kerja sama dari siswa. Selain itu, intensitas yang rendah bisa berdampak pada rasa bosan siswa. Contohnya, ketika siswa tidak merasa tertantang dengan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, mereka bisa merasa bosan dan akhirnya tidak bersemangat untuk belajar. Kondisi seperti itu tentunya akan mempengaruhi berkurangnya kualitas pembelajaran yang diinginkan. 3. Kesuburan Kreativitas dan Inovasi Salah satu implikasi jumlah peserta didik dalam satu rombel terhadap pembelajaran adalah ketidakmampuan untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi. Dalam suatu kelas yang padat, setiap siswa akan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Guru mungkin tidak mampu untuk memperhatikan setiap siswa secara detail. Kuota kelas yang terlalu padat membuat guru harus bertindak cepat dan memperhatikan siswa yang paling aktif. Ketika siswa memiliki kelebihan di bidang tertentu, guru mungkin tidak sempat membahas materi terkait secara lebih rinci. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi siswa yang ingin mengembangkan kreativitas dan inovasi. Kondisi sosial yang kurang condong pada kreativitas dapat menghambat potensi dan prestasi siswa di bidang tertentu. Ketiga implikasi jumlah peserta didik dalam satu rombel terhadap pembelajaran di atas tentu dapat dihindari dengan pengaturan yang sesuai oleh sekolah. Sekolah dapat mengatur kuota kelas yang berbeda-beda untuk setiap tingkat kelas. Guru juga harus memiliki metode mengajar yang baik dan efektif agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada setiap siswanya. Kelebihan dan Kekurangan Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel yang Besar atau Kecil Jumlah peserta didik dalam satu rombel adalah hal yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh seluruh pihak di dunia pendidikan. Terdapat dua keadaan jumlah peserta didik dalam satu rombel, yaitu yang besar dan kecil. Kedua keadaan ini membawa dampak yang berbeda-beda terhadap peserta didik, pendidik, serta pelaksanaan pembelajaran. Dalam artikel ini, kami akan membahas kelebihan dan kekurangan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar dan kecil. Jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar biasanya mencapai 30 sampai 40 orang. Hal ini membuat rombel menjadi terlalu penuh sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Namun, terdapat beberapa kelebihan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar, antara lain 1. Lebih Efisien dan Efektif Dalam jumlah yang cukup banyak, peserta didik akan mudah berkomunikasi satu sama lain di dalam kelas. Selain itu, pendidik juga akan lebih mudah membagikan perhatiannya secara merata kepada seluruh peserta didik yang ada di dalam kelas. Hal ini sangat efisien dan efektif, terlebih bila jumlah peserta didik dalam satu sekolah sangat banyak, sehingga ketersediaan ruangan dan tenaga pendidik menjadi terbatas. 2. Lebih Enerjik dan Kreatif Sebuah kelompok besar biasanya lebih dinamis dan mempunyai lebih banyak ide terkait suatu topik. Dalam konteks pendidikan, hal ini berarti kelas akan lebih hidup dan memiliki suasana yang kreatif. Selain itu, peserta didik juga lebih cenderung saling memotivasi satu sama lain di dalam kelas. Kelebihan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar memang terdapat, namun dampak negatifnya tidak bisa dikesampingkan. Berikut ini adalah kekurangan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar. 1. Memperlambat Pembelajaran Terlalu banyak peserta didik dalam satu kelas bisa menimbulkan keruwetan saat pembelajaran berlangsung. Seorang pendidik akan membutuhkan waktu lebih untuk menjelaskan beberapa materi, serta mengarahkan interaksi peserta didik. Akibatnya, materi pembelajaran menjadi terpotong atau tersisa di kemudian hari. 2. Kurang Memperhatikan Perkembangan Peserta Didik Dalam jumlah yang besar, seorang pendidik cenderung kesulitan memantau jalannya perkembangan setiap peserta didik secara detail. Akibatnya, observasi setiap kelebihan dan kekurangan peserta didik sulit dilakukan secara efektif. Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel yang Kecil Kebalikan dari jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar, jumlah peserta didik dalam satu rombel yang kecil biasanya hanya sekitar 10 sampai 20 orang. Terdapat beberapa kelebihan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang kecil, antara lain 1. Pembelajaran yang Lebih Fokus dan Dalam Seorang pendidik akan lebih mudah fokus kepada setiap peserta didik, serta menyesuaikan meteri pembelajaran secara lebih spesifik. Dalam artian lain, pendidik bisa lebih tepat mengatasi materi yang peserta didik anggap sulit atau belum paham. 2. Interaksi yang Baik antara Pendikik dan Peserta Didik Interaksi dalam jumlah peserta didik yang kecil sangatlah penting dalam memastikan pelaksanaan pembelajaran yang optimal. Seorang pendidik cenderung lebih mudah untuk membentuk hubungan baik dengan setiap peserta didik dalam satu rombel kecil dibandingkan dengan pendidik yang harus menghadapi rombel yang besar. Kelebihan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang kecil memang begitu menguntungkan, namun ada beberapa kekurangan yang harus menjadi perhatian kita selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini beberapa kekurangan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang kecil. 1. Terbatasnya Sumber Daya Rombel kecil biasanya berarti lebih sedikit sumber daya dan lebih sedikit fasilitas yang tersedia. Ini bisa menimbulkan ketidaksetaraan yang signifikan dalam pembelajaran, terlebih dalam perbandingan dengan jumlah peserta didik dalam rombel yang besar. 2. Kurangnya Keragaman dalam Kelas Kurangnya orang di dalam sebuah rombel kecil berarti kurangnya keragaman pandangan-pandangan dan ide-ide. Hal ini bisa menghambat mutu dari diskusi di dalam kelas serta fungsi dari pembelajaran kolaboratif. Demikian ulasan tentang kelebihan dan kekurangan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang besar atau kecil. Dalam memilih jumlah peserta didik dalam satu rombel, rendahnya akses dan kesetaraan harus menjadi perhatian, selain memastikan kualitas pendidikan yang optimal. Mengoptimalkan Sarana dan Prasarana Mengoptimalkan sarana dan prasarana merupakan salah satu langkah dalam mengatasi jumlah peserta didik yang tidak ideal dalam satu rombel. Sarana dan prasarana yang memadai dapat membuat lingkungan belajar peserta didik semakin baik serta dapat mempengaruhi dari segi psikologis. Sekolah sebaiknya mampu memberikan fasilitas yang lengkap seperti meja kursi, papan tulis, buku-buku pelajaran yang memadai, komputer atau laptop, koneksi internet, dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana tersebut dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas pelajaran maupun memperluas wawasan mereka. Meningkatkan Kualitas Guru Kualitas guru sangat berpengaruh pada keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain memberikan materi pelajaran, guru juga memiliki tugas untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik agar dapat mencapai prestasi terbaiknya. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu memperhatikan kualitas guru yang dimiliki. Pihak sekolah dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para guru agar memiliki metode dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran. Selain itu, pihak sekolah juga perlu memberikan penghargaan atau insentif kepada guru yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran dan mencapai target yang ditentukan. Pembelajaran Berbasis Teknologi Menerapkan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengatasi permasalahan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang tidak ideal. Teknologi dapat memberikan akses pada peserta didik untuk belajar secara mandiri dan berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pembelajaran berbasis teknologi juga dapat lebih menarik perhatian peserta didik dan mengurangi rasa bosan pada saat pembelajaran dilakukan. Beberapa teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran seperti audio visual, animasi, game yang memberikan edukasi serta platform pembelajaran online yang dapat diakses melalui Internet sebagai media sumber belajar. Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode Cooperative Learning Metode Cooperative Learning adalah metode pembelajaran yang dilakukan secara kelompok cooperative dan berbasis kerjasama. Setiap anggota kelompok mendapatkan peran tertentu dalam proses pembelajaran dan diberikan tanggung jawab untuk mendukung keberhasilan kelompoknya. Metode ini sangat cocok diterapkan dalam situasi jumlah peserta didik dalam satu rombel yang tidak ideal. Dengan metode Cooperative Learning, peserta didik dapat lebih terlibat aktif dalam pembelajaran dan mendapat dukungan dari anggota kelompoknya untuk saling membantu dalam menghadapi kesulitan belajar. Penambahan Tambahan Jam Pelajaran Untuk mengatasi permasalahan jumlah peserta didik dalam satu rombel yang tidak ideal, pihak sekolah dapat menambah waktu pelajaran dalam satu hari pembelajaran. Dengan penambahan waktu, peserta didik dapat lebih banyak mendapatkan materi pembelajaran dan mendapatkan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Penambahan waktu pelajaran juga dapat memberikan waktu bagi para guru untuk lebih banyak memberikan penjelasan dan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan dalam pelajaran. Meskipun menambah jumlah waktu belajar, pihak sekolah tetap perlu memperhatikan tingkat kelelahan para peserta didik agar pembelajaran tetap efektif tanpa mengabaikan kesehatan para peserta didik.
Aturanjumlah siswa dan rombongan berguru (rombel) di madrasah. Jumlah siswa ini termasuk jumlah siswa minimal maupun maksimal dalam setiap rombel, dan jumlah rombel tiap kelas dalam satu madrasah.Hal ini selain terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di RA dan madrasah, juga terkait dengan instrumen legalisasi dan penghitungan rasio guru : siswa dalam kelayakan penyaluran
Aturan Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel Agar Sertifikasi Cair - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy pada tanggal 5 Mei 2017 telah menetap Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017. Permendikbud tersebut membahas tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lain yang Sederajat. Jika anda belum memperoleh Permendikbud itu, segeralah untuk mengunduhnya di website dapodikdasmen. Apa sih isi dari Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017? Isi dari Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 adalah mengenai berbagai hal yang terkait dengan Penerimaan peserta didik baru. Salah satu poin utama yang dibahas adalah mengenai Aturan Jumlah Peserta Didik. Poin ini sangat penting untuk dipahami sebab berhubungan dengan cair atau tidaknya sertifikasi guru. Aturan Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel Agar Sertifikasi Cair Adapun aturan mengenai Jumlah peserta didik di dalam satu Rombongan Belajar tertuang dalam BAB V Permendikbud ini. Adapun isinya adalah sebagai berikut Jenjang Pendidikan SD di dalam satu kelas berjumlah paling sedikit adalah 20 dua puluh peserta didik dan paling banyak 28 dua puluh delapan peserta didik Jenjang Pendidikan SMP di dalam satu kelas berjumlah paling sedikit adalah 20 dua puluh peserta didik dan paling banyak adalah 32 tiga puluh dua peserta didik Jenjang Pendidikan SMA di dalam satu kelas berjumlah paling sedikit adalah 20 dua puluh peserta didik dan paling banyak adalah 36 tiga puluh enam peserta didik Jenjang Pendidikan SMK di dalam satu kelas berjumlah paling sedikit adalah 15 lima belas peserta didik dan paling banyak adalah 36 tiga puluh enam peserta didik Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB di dalam satu kelas berjumlah paling banyak adalah 5 lima peserta didik Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB di dalam satu kelas berjumlah paling banyak adalah 8 delapan peserta didik. Ketentuan mengenai jumlah peserta didik di dalam 1 satu Rombongan Belajar sebagaimana yang dimaksud di atas bisa dikecualikan paling banyak adalah 1 satu Rombongan Belajar di dalam 1 satu tingkat kelas. Jumlah Rombel pada Sekolah Adapaun aturan Jumlah Rombongan Belajar pada Sekolah ialah sebagai berikut Jenjang Pendidikan SD atau bentuk lain yang sederajat jumlah rombel paling sedikit ialah 6 enam dan paling banyak ialah 24 dua puluh empat Rombongan Belajar, untuk masing-masing tingkat paling banyak ialah 4 empat Rombongan Belajar Jenjang Pendidikan SMP atau bentuk lain yang sederajat jumlah rombel paling sedikit ialah 3 tiga dan paling banyak ialah 33 tiga puluh tiga Rombongan Belajar, untuk masing-masing tingkat paling banyak ialah 11 sebelas Rombongan Belajar Jenjang Pendidikan SMA atau bentuk lain yang sederajat jumlah rombel paling sedikit ialah 3 tiga dan paling banyak ialah 36 tiga puluh enam Rombongan Belajar, untuk masing-masing tingkat paling banyak ialah 12 dua belas Rombongan Belajar Jenjang Pendidikan SMK atau bentuk lain yang sederajat jumlah rombel paling sedikit ialah 3 tiga dan paling banyak ialah 72 tujuh puluh dua Rombongan Belajar, untuk masing-masing tingkat paling banyak ialah 24 dua puluh empat Rombongan Belajar. Setelah membaca dan memahami penjelasan di atas, maka kita sebagai pengelola sekolah harus menaati apa yang sudah ditetapkan. Perhatikanlah pada poin jumlah peserta didik dalam satu rombel. Jangan sampai, peserta didik di sekolah anda kurang atau bahkan melebihi batas ketentuan yang telah diatur. Seperti yang tertuang dalam aturan tersebut, setiap jenjang pendidikan mempunyai batas minimal dan maksimal yang berbeda-beda. Anda harus memahami masing-masing aturan batas jumlah peserta didik tersebut dengan baik dan benar. Hal ini sangat penting, sebab jika jumlah peserta didik dalam satu rombel kurang atau melebihi ketentuan dapat menyebabkan data GTK menjadi TIDAK VALID. Sehingga sertifikasi tidak bisa cair. Demikianlah informasi mengenai Aturan Jumlah Peserta Didik dalam Satu Rombel Agar Sertifikasi Cair yang bisa kami sampaikan kepada anda semuanya. Adapun diksi lengkapnya bisa anda baca di dalam Permendikbud tersebut. .