RumusanKesatuan Sila sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem". Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah. Pendidikan Pancasila. ,yang berisikan tentang pancasila sebagai suatu sisitem,kami berharap makalah ini dapat berguna bagi teman teman semua,terkhusus kelas Psikologi Islam bagian A1. Kami haturkan terima kasih kepada dosen
Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu system filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling berkerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. System lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut kesatuan tersebut mempunyai fungsi berhubungan dan saling dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu tujuan system dalam suatu lingkungan yang kompleks shore dan Voich, 1974Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan berbentuk Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling Sila-sila Pancasila sebagai suatu system Antropologis Sila-sila PancasilaDasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar Antropologis. Filsafat Pancasila bahwa hakikatnya dasar Antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia. Manusia sebagai pendukung pokok pancasila secara ontologism memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat raga dan jiwa jasmani dan rohani. Sifat Kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk social serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha Epistemologis Sila-sila PancasilaTerdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemology yaitu pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia Titus, 198420 Aksiologis Sila-sila PancasilaSila-sila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Mengenaisusunan pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan,. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Hakikat Nkri Menurut Pancasila Makalah Persatuan Dan Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat yang lain yaitu: Rumusan kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem. Pancasila yang terdiri atas 5 sila pada hakikatnya merupakan suatu Pancasila Sebagai Sistem Filsafat- Pengertian, Rumusan, Dll- Hallo sahabat pembaca yang budiman, pada kesempatan yang berbahagia kali ini kita akan membahas makalah tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat meliputi Pengertian Filsafat, Rumusan Sila – Sila Pancasila, Dan Lainnya lengkap. Untuk itu, marilah kita simak urian materinya dibawah berikut ini! Pengertian Filsafat Menurut etimologi istilah kata “filsafat” berasal dari suatu bahasa Yunani yakni “alphilein” yang artinya “cinta” dan “shopos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau juga “wisdom”. Dari keseluruhan arti filsafat tersebut yang mana meliputi dari berbagai masalah tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua macam jenis yaitu sebagai berikut Yang pertama adalah Filsafat yang sebagai produk yang mana mencakup dari pengertian Filsafat sebagai suatu jenis pengetahuan ilmuFilsafat sebagai suatu jenis masalah atau problema yang sedang dihadapi oleh manusia sebagai suatu hasil dari aktivitas dalam berfilsafat. Yang Kedua adalah Filsafat sebagai suatu proses yang mana telah mencakup dari pengertian yaitu Sebuah aktivitas berfilsafat, didalam proses suatu pemecahan permasalahan yang dengan memakai suatu cara dan metode tertentu yang mana sesuai dengan objeknya. Terdapat beberapa cabang-cabang ilmu filsafat yang pokok yaitu, sebagaimana berikut ini Metafisika, yaitu ilmu yang membahas mengenai suatu hal yang bereksistensi pada dibalik fisis, yang mana dari beberapa bidang-bidang, kosmologi, antologi dan yaitu ilmu yang membahas mengenai hakikat yaitu ilmu yang membahas mengenai hakikat sebuah metode dalam dari ilmu yaitu ilmu yang membahas mengenai filsafat berfikir, yakni suatu rumus-rumus dan juga dari dalil-dalil berfikir yang yaitu ilmu yang membahas mengenai moralitas, dan juga tentang tingkah laku pada manusia. Rumusan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Rumusan pancasila yang mana terdiri atas beberapa bagian-bagian tertentu yaitu sila-sila Pancasila pada setiap sila yang hakekatnya ialah sebauh azas sendiri, fungsi yang sendiri-sendiri tetapi secara keseluruhan ialah sebauh suatu kesatuan yang cukup sistematis. Dibawah ini adalah beberapa rumusannya yaitu sebagai berikut Susunan Sila-sila pada Pancasila yang Bersifat Organis Sebuah isi pada sila-sila Pancasila menurut hakikatnya ialah suatu kesatuan pada Dasar Filsafat negara yang berdasarkan atas lima sila yang masing-masing ialah sebuah suatu azas kehidupan. Pada kesatuan sila-sila Pancasila yang mana lebih bersifat organis tersebut menurut hakikatnya secara filosofis yang bersumber kepada hakikat dasar antologis pada manusia sebagai suatu pendukung dari inti, isi daripada sila-sila Pancasila yakni pada hakikat manusia “monopluralis” yang mana mempunyai suatu unsur-unsur, sauatu susunan kodrat secara jasmani dan rohani, “sifat kodrat” pada individu-makhluk yang sosial, dan pada “kedudukan kodrat” sebagai suatu pribadi yang dengan berdiri sendiri dengan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dasar Epistemologi pada Sila-sila Pancasila Pancasila adalah sebagai suatu bentuk sistem filsafat yang pada hakikatnya ialah juga merupakan bentuk suatu sistem pengetahuan. Yang sebagai suatu ideologi maka ideologi Pancasila ini mempunyai tiga buah unsur pokok agar bisa menarik loyalitas dari para pendukungnya yakni Logos ialah rasionalitas atau penalaranPathos ialah sebauh penghayatanEthos ialah kesusilaan. Dasar dari epitemologis Pancasila ini pada hakikatnya ialah tidak bisa dipisahkan dengan suatu dasar ontologisnya. Dasar pancasila sebagai sebuah ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai dasarnya yakni filsafat Pancasila. Oleh sebab itu dasar epistemologi ttak bisa dipisahkan dengan sauatu konsep dasarnya mengenai hakikat manusia. Jika manusia adalah daribasis ontologis dari Pancasila yang maka dengan demikian memiliki suatu implikasi terhadap suatu bangunan epistemologi , yakni bangunan epistemologi yang bisa ditempatkan di dalam bangunan sebuah filsafat manusia. Dasar Aksiologis pada Sila-sila Pancasila Pada sila-sila yang sebagai suatu sistem filsafat mempunyai suatu satu kesatuan dasar aksiologisnya yang sehingga nilai-nilai yang bisa terkandung didalam Pancasila pada hakikatnya ialah juga merupakan suatu kesatuan tersendiri. Terdapat tentang berbagai macam teori yang mengenai suatu nilai dan hal ini sangatlah tergantung kepada titik tolak dan titik sudut pandangnya pada masing-masing didalam menentukan mengenai pengertian pada nilai dan dan juga hirarkinya. Nilai-nilai Pancasila dari suatu Sistem. Nilai dari isi arti sila-sila Pancasila pada hakikatnya bisa dibedakan atas pada hakikat Pancasila yang umum dan universal yang berdasar substansi pada sila-sila Pancasila, sebagai suatu pedoman pelaksanaan dan pada penyelenggaraan negara yakni sebagai dasar negara yang lebih bersifat umum yang kolektif serta pada realisasi pengalaman Pancasilanya yang bersifat khusus dan juga konkrit. Pada suatu nilai-nilai yang terkandung didalam sila satu sampai dengan pada lingkungan yang merupakan cita-cita harapan dan juga dambaan bangsa Indonesia yang mana ingin untuk diwujudkannya. Pancasila Sebagai suatu Nilai Dasar Fundamental Dasar Filosofis Pancasila ialah sebagai sebuah filsafat negara yang serta sebagai suatu filsafat hidup bangsa pada hakekatnya ialah suatu bentuk nilai – nilai yang mana memiliki sifat sistematis fundamental dan juga menyeluruh. Dasar dari suatu pemikiran yang mana telah terkandung didalam tiap sila dielaskan sebagai mana berikut yaitu Pancasila yang sebagai filasafat negara RI telah mengandung suatu makna bahwa didalam tiap aspek kehidupan kebangsaan kemasyarakatan yang berdasarkan pada nilai – nilai keTuhanan, Kamanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Secara kasualitas, pancasila ini memiliki nilai – nilai Pancasila yaitu lebih bersifat objektif dan juga bersifat subjektif. Artinya ialah suatu asensi nilai – nilai dari pancasila yang bersifat universal meliputi dari keutuhan, kemanusiaan persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila yang Fundamental Suatu nilai-nilai dari Pancasila yang sebagai dasar filsafat negara Indonesia ialah suatu sumber dari segala hukum didalam negara Indonesia. Nilai-nilai dari Pancasila ini terkandung didalam pembukaan UUD 1945 yang secara yuridis mempunyai kedudukan sebagai sebuah pokok kaidah negara yang lebih fundamental. Pokok dari pikiran yang pertama menyatakan bahwa suatu negara Indonesia ialah suatu negara persatuan, yakni negara yang mana melindungi dari segenap bangsa dan pada seluruh tumpah darah bangsa Indonesia, yang mengatasi atas segala paham golongan ataupun perseorangan. Hal ini ialah yang terdapat pada sila ketiga. Suatu pokok pikiran dari kedua yang menyatakan bahwa suatu negara ialah yang hendak mewujudkan mengenai suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Didalam hal ini adalah negara berkewajiban mewujudkan tentang kesejahteraan umum bagi rakyat seluruh warga negara. Lalu mencerdaskan kehidupan bagi bangsa, dan juga ikut melaksanakan mengenai ketertiban dunia yang mana berdasarkan perdamaian abadi dan juga keadilan sosial. Pokok pada suatu pikiran ini sebagai penjabaran untuk sila yang kelima. Pada pokok pikiran yang ketiga menyatakan bahwa sebuah negara berkedaulatan pada rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan juga permusyawaratan atau perwakilan. Hal ini yang menunjukkan bahwa pada negara Indonesia ialah sebuah negara demokrasi yakni kedaulatan berada di tangan rakyat. Hal ini merupakan sebagai penjabaran dari sila yang keempat. Pada pokok pikiran yang keempat ini menyatakan bahwa, suaut negara yang berdasarkan atas ketuhanan yang Maha Esa mengikuti dasar kemanusiaan yang mana Adil dan juga Beradab. Hal ini aalah mengandung suatu arti bahwa dinegara Indonesia telah menjunjung tinggi keberadaban atas semua agama di dalam pergaulan hidup suatu negara. Hal inilah yang merupakan penjabaran dari sila pertama dan juga dari sila yang kedua. Demikianlah pembahasan makalah mengenai Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. Semoga bermanfaat ya …. Baca juga Inci Ke CM Jenis-Jenis Mikrotik Vektor Matematika Kelenjar Timus Kunci Determinasi
Pancasilabersifat monoplularisyaitu memiliki unsur-unsur jasmani dan rohani, individu mahluk sosial, dan sebagai pribadi berdiri sendiri mahluk Tuhan Yang Maha Esa. 2.Pancasila suatu kesatuan majemuk tunggalyaituSila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan yaitu setiap sila merupakan unsur/bagian yang mutlak dari Pancasila dan
Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai SuatuSistemPancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakansuatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuantertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut ď‚·Suatu kesatian bagian-bagianď‚·Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiriď‚·Saling berhubungan dan saling ketergantunganď‚·Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujantertentu tujuan sistemď‚·Terjadi dalan suatu lingkungan yang kompleks Shore danVoicb,1974Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasilasetiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhanmerupakan suatu kesatuan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat OrganisIsi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuanperadaban, dalm arti, setiap sila merupakan unsur bagian yang mutlakdari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatukesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapatberdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-siila lainya. Di samping itudiantara sila satu dan lainnya tidak saling Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Hierarki danBerbentuk PiramidalPengertian matematika piramidal digunakan untukmenggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila dari Pancasila dalam urut-urutan luas kwantitas dan juga dalam hal sifat-sifatnya kwalitas.Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukan suaturangkaian tingkat dalam luasnya dan isi-sifatnya, merupakanpengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urut-urutan lima siladianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila adahubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasilamerupakan suatu kesatuan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaituKetuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila-sila SILA PANCASILA SEBAGAISISTEM OntologisMenurut Runes, Ontologis adalah teori tentang adanya keberadaanatau eksistensi. Jadi, ontologis adalah bidang filsafat yang menyelidikimakna yang ada eksistensi dan keberadaan, sumver ada, jenis ada, danhakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan kesemestaanatau Ontologis Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikatmutlak monopluralis. Oleh karenanya disebut juga sebagai dasarantropologis. Subjek pendukungnya adalah manusia, yakni yangberketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yangberkerakyatan dan yang beradilan pada hakikatnya adalah manusia. Halyang sama juga berlaku dalam konteks negara Indonesia, Pancasilaadalah filsafat negara dan pendukung pokok negara adalah rakyatmanusia.
BahwasannyaPancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup Bangsa, yang telah diuji kebenaran, keampuhan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Slide 3žSusunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis “ Kesatuan Sila-sila Pancasila yang bersifat organis pada hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat, jasmani rohani, sifat kodrat, individu makhluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”žSusunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal “Piramidal digunakan untuk menggambaran hubungan hierarki sila-sila Pancasila dalam urut-urutan luas kwantitas dan juga dalam hal isi sifatnya kwalitas. Jika dilihat dari intinya urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. “ žRumusan hubungan Kesatuan Sila-sial Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi “Kesatuan sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal hierarkis Piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan salinh mengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat nilai lainnya, atau dengan kata lain setiap sila dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. “ Kesatuansila-sila Pancasila pada hakikatnya nya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja Rencana Merinci Sistem Filsafat; Karena pada Suatu Ketika; Selanjutnya. Tutup. Ilmu Sosbud . Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat . 7 Desember 2021 13:34 Diperbarui: 7 Desember 2021 13:44 744 0 0 Kesatuan sila-sila Pancasila tidak hanya kesatuan yang bersifat logis saja, namun sila-sila Pancasila memiliki suatu kesatuan meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme, dll. 1. Dasar Ontologis antropologis Sila-sila Pancasila Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia, yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia, hal ini dapat dilihat di dalam sila Pancasila bahwa yang diterangkan di sila-sila Pancasila pada hakikatnya adalah manusia. Demikian juga Pancasila merupakan dasar negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga, dan jiwa jasmani dan rohani, sifat kodrat mansuia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan inilah maka secara hierarkhis sila pertama Ketuhan Yang Maha Esa mendasari dan menjiwai keempat sila-sila Pancasila yang kesesuaian antara negara dengan sila-sila Pancaisla adalah berupa hubungan sebab akibat yaitu negara sebagai pendukung hubungan dan Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila Pancasila yaitu Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil adalah sebagai sebab adapun negara adalah sebagai akibat. KesatuanSila-Sila Pancasila. 04.56 Amad Ansyar No comments. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal. Susunan pancasila adalah hierarkis dan mempunyai bentuk piramidal. Dalam susunan hierarkis dan piramidal ini, maka Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan
- Halo Sob. Kali ini saya akan berbagi tentang Pengertian Pancasila Sebagai Sistem. Materi ini biasa digunakan di lingkungan kuliah terutama pada semester-semester awal. Langsung saja simak pembahasannya Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem Pengertian Sistem Filsafat Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah satu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut Suatu kesatuan bagian-bagian Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri Saling berhubungan, saling ketergantungan Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama tujuan sistem Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks Shore dan Voich, 197422 Pancasila adalah Bagian-bagian Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri tujuan tertentu, yaitu suatu masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan pada Pancasila. Isi sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan asas peradaban. Pancasila Kesatuan Keutuhan Namun demikian sila-sila Pancasila itu bersama-sama merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur bagian yang mutlak dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat Pancasila adalah merupakan suatu kesatuan yang bersifat majmuk tunggal majmuk artinya jamak tunggal artinya satu. Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lain. Pancasila Kesatuan Organis Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Antara sila-sila Pancasila itu berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa diskualifikasi oleh sila-sila lainnya. Secara demikian ini maka Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pemikiran Dasar Pancasila Pancasila sebagai sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, sosialisme dan sebagainya. Kenyataan Objektif Kenyataanya Pancasila yang demikian itu disebut kenyataan objektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari suatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada dan terlekat pada Pancasila, sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya misalnya liberalisme, materialisme, komunisme dan aliran filsafat lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas objektif Notonagoro, 197514. Misalnya kita mengamati jenis-jenis logam tertentu, emas, perak, tembaga dan lainnya. Kesemua jenis logam tersebut memiliki ciri khas tersendiri, antara lain meliputi berat jenis, warna, sifat molekulnya dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu merupakan suatu sifat objektif yang dimiliki oleh logam-logam tertentu sehingga disebut sebagai emas, perak, maupun tembaga. Jadi ciri khas yang dimiliki oleh sesuatu itu akan menunjukkan jati diri, atau sifat yang khas dan khusus yang tidak dimiliki oleh sesuatu hal lainnya. Oleh karena itu Pancasila sebagai suatu sistem filsafat akan memberi ciri-ciri yang khas, yang khusus yang tidak terdapat pada sistem filsafat lainnya. Materi Tambahan Kesatuan sila sila pancasila Pancasila sebagai suatu kesatuan, menjadikannya sebagai sistem filsafat yang memiliki "dasar ontologis", "dasar epitemologis", dan "dasar aksiologis". Dasar ontologis Pancasila adalah manusia - dasar epistemologinya yaitu "sumber pengetahuan", "teori pengetahuan", dan "watak pengetahuan manusia", serta dasar aksiologisnya meliputi nilai-nilai daripada Pancasila itu sendiri. Kemudian, Pancasila juga mempunyai 5 sila yang mempunyai arti masing-masing. Sila ke-5 Pancasila merupakan sila yang didasari oleh ke-4 sila sebelumnya dan sebagai cita-cita bangsa Indonesia yaitu terciptanya "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".Objek filsafat pancasila Secara ringkas "objek material rumusan Pancasila" sebagaimana tercantum dalam pembukuan UUD 1945. Sedangkan untuk "objek formal Pancasila" adalah fungsi kedudukan Pancasila di dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Dengan objek formal dimaksudkan bahwa "Pancasila" dilihat dalam fungsi dan kedudukan khususnya yang sudah tersebut di atas. Sementara "objek materialnya" adalah Pancasila sebagai rumusan filsafat yang tercantum dalam pembukaan UUD Artikel Tentang Pengertian Pancasila Sebagai Suatu Sistem. Semoga Bermanfaat.
C KESATUAN SILA-SILA. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan
MAKALAH SUSUNAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan dasar falsafah bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk mempelajari, menghayati, mendalami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam segala bidang kehidupan. Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena dalam setiap sila Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipertukarkan atau dipindahkan. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila ini adalah cara hidup bangsa dan negara Indonesia. Pancasila itu memiliki Dasar negara yang diakui dan ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 adalah menguji kepribadian dan pandangan hidup bangsa. Kebenaran, kekuatan, dan kekuatan magis, sedemikian rupa sehingga tidak ada kekuatan yang bisa mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Melalui makalah ini, semoga dapat membantu kita Berpikir lebih kritis tentang susunan kesatuan Pancasila. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Susunan Kesatuan Sila - Sila Pancasila yang Bersifat Organis ? 2. Bagaimana Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkhis dan Berbentuk Piramidal ? 3. Bagaimana Rumusan Hubungan Kesatuan Sila - Sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi ? C. Tujuan 1. Mendeskripsikan Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis 2. Mendeskripsikan Susunan Pancasila yang Bersifat Hirakhis dan Berbentuk Piramidal 3. Mendeskripsikan Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi A Latar Belakang Masalah. Pancasila merupakan maha karya bangsa indonesia yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara. Melalui proses yang sangat panjang pancasila disahkan oleh "the founding father " NKRI. Dewasa ini, terutama di era reformasi, membicarkan Pancasila dianggap sebagai keinginan untuk kembali ke kejayaan Orde Baru. Kata hakikat’ dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu itu, sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan bersifat mutlak. Ditunjukkan oleh Notonagoro 1975 58, hakikat segala sesuatu mengandung kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya. Misalnya, hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen dan oksigen. Kebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk mewujudkan air. Dengan kata lain, kedua unsur tersebut secara bersama-sama menyusun air sehingga terpisah dari benda yang lainnya, misalnya dengan batu, kayu, air raksa dan lain sebagainya. Terkait dengan hakikat sila-sila Pancasila, pengertian kata hakikat’ dapat dipahami dalam tiga kategori, yaitu 1 Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila Pancasila menunjuk pada kata ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Menurut bentuknya, Pancasila terdiri atas kata-kata dasar Tuhan, manusia, satu, rakyat, dan adil yang dibubuhi awalan dan akhiran, berupa ke dan an sila I, II, IV, dan V, sedangkan yang satu berupa per dan an sila III. Kedua macam awalan dan akhiran itu mempunyai kesamaan dalam maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak atau mujarad, tidak maujud atau lebih tidak maujud arti daripada kata dasarnya Notonagoro, 1967 39. 2 Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus, artinya terikat kepada barang sesuatu. Hakikat pribadi Pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain di dunia. Sifat-sifat dan ciri-ciri ini tetap melekat dan ada pada bangsa Indonesia. Hakikat pribadi inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian, dan totalitas kongkritnya disebut kepribadian Pancasila. 3 Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam realisasinya, Pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara Indonesia yang sesuai dengan kenyataan sehari- hari, tempat, keadaan dan waktu. Dengan realisasi hakikat kongkrit itu, pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan negara setiap hari bersifat dinamis, antisipatif, dan sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan, serta perubahan zaman Notonagoro, 1975 58-61. Pancasila yang berisi lima sila, menurut Notonagoro 1967 32 merupakan satu kesatuan utuh. Kesatuan sila-sila Pancasila tersebut, diuraikan sebagai berikut 1. Kesatuan sila-sila Pancasila dalam struktur yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal Susunan secara hirarkis mengandung pengertian bahwa sila-sila Pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada di atas menjadi landasan sila yang ada di bawahnya. Sila pertama melandasi sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila ketiga melandasi sila keempat, dan sila keempat melandasi sila kelima. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hirarkis sila-sila Pancasila menurut urut-urutan luas kwantitas dan juga dalam hal sifat-sifatnya kwalitas. Dengan demikian, diperoleh pengertian bahwa menurut urut-urutannya, setiap sila merupakan pengkhususan dari sila-sila yang ada dimukanya. Dalam susunan hirarkis dan piramidal, sila Ketuhanan yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan dan keadilan sosial. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya. Secara ontologis, kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem yang bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, sebagaimana diungkapkan oleh Notonagoro 1984 61 dan 1975 52, 57, bahwa hakikat adanya Tuhan adalah ada karena dirinya sendiri, Tuhan sebagai causa prima. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan Tuhan atau manusia ada sebagai akibat adanya Tuhan sila pertama. Adapun manusia adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia sila kedua. Dengan demikian, negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu sila ketiga. Selanjutnya terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping wilayah dan pemerintah. Rakyat adalah totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu sila keempat. Adapun keadilan yang pada hakikatnya merupakan tujuan bersama atau keadilan sosial sila kelima pada hakikatnya sebagai tujuan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara. 2. Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi Sila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka hubungan hirarkis piramidal seperti di atas. Dalam rumusan ini, tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya atau dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Untuk kelengkapan hubungan kesatuan keseluruhan sila-sila Pancasila yang dipersatukan dengan rumusan hirarkis piramidal tersebut, berikut disampaikan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi. aSila pertama; Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; bSila kedua; kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; c Sila ketiga; persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber-Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; dSila keempat; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat adalah kerakyatan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; eSila kelima; keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Notonagoro, 1975 43-44.[ ] Daftar Pustaka Abdul Gani, Ruslan, 1998, “Pancasila dan Reformasi”, Makalah Seminar Nasional KAGAMA, 8 Juli 1998, Yogyakarta. Bagus, Lorens, 1996, Kamus Filsafat, PT. Gramedia, Jakarta. Kaelan, 2000, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta. _____, 2002, Filsafat Pancasila, Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Paradigma, Yogyakarta. Notonagoro, 1967, Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila; Pengertian Inti-Isi Mutlak Daripada Pancasila Dasar Falsafah Negara, Pokok Pangkal Pelaksanaan Secara Murni Dan Konsekuen, Cetakan Kedua, Pancuran Tudjuh, Jakarta. _________, 1983, Pancasila Secara Ilmiah Populer, Cetakan Kelima, Bina Aksara, Jakarta. Salam, H. Burhanuddin, 1998, Filsafat Pancasilaisme,Rineka Cipta, Jakarta. Smart, and Bernard Williams, 1973, Utilitarianism; For and Against, Cambridge University Press, United Kingdom. 93 D KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT 1. DASAR ANTROPOLOGIS SILA-SILA PANCASILA Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.
0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesOriginal TitleRUMUSAN KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEMCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesRumusan Kesatuan Sila Sila Pancasila Sebagai Suatu SistemOriginal TitleRUMUSAN KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEMJump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
.
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/698
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/461
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/335
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/42
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/459
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/572
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/143
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/744
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/597
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/427
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/976
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/696
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/174
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/270
  • 6ybyre2qxd.pages.dev/56
  • rumusan kesatuan sila sila pancasila sebagai suatu sistem